Makalah Gerhana Matahari
PENDAHULUAN
Peristiwa gerhana secara umum adalah peristiwa jatuhnya
bayangan sebuah benda langit ke benda langit lain, akibat tertutupnya sebagian
cahaya Matahari ke arah benda langit tersebut. Pada kasus gerhana matahari,
bayangan Bulan jatuh ke permukaan Bumi dan Bulan menutupi sebagian atau seluruh
cahaya Matahari yang ke arah Bumi. (Sebagian atau seluruh di sini bergantung
jenis gerhana mataharinya). Sedangkan pada peristiwa gerhana bulan, bayangan
Bumi akan jatuh ke permukaan Bulan, dan sebagian atau seluruh cahaya Matahari
ke arah Bulan akan dihalangi oleh Bumi. Akibatnya kita akan melihat cahaya
Bulan menjadi lebih redup.
Gerhana menjadi fenomena menarik diamati dari Bumi, karena
suatu kebetulan yang menakjubkan: ukuran Matahari kira-kira 400 kali lebih
besar dari ukuran Bulan, dan jarak Matahari-Bumi juga kira-kira 400 kali lebih
jauh dari jarak Bumi-Bulan. Akibatnya: piringan Bulan dan piringan Matahari di
langit (dilihat dari Bumi) kurang lebih sama besar. Namun karena orbit Bulan
mengelilingi Matahari berbentuk elips, maka ukuran piringan Bulan yang teramati
dari Bumi mengalami sedikit variasi. Demikian pula halnya dengan orbit Bumi
mengelilingi Matahari yang juga berbentuk elips, menyebabkan ukuran piringan
Matahari pun sedikit bervariasi. Variasi-variasi inilah (disamping beberapa hal
lainnya) yang menyebabkan penampakan gerhana menjadi berbeda-beda.
PEMBAHASAN
Gerhana terjadi karena terhalangnya cahaya Matahari. Jika
cahaya Matahari tidak bisa mencapai Bulan -- keseluruhan atau sebagian --
karena terhalang oleh Bumi (dengan kata lain Bulan berada dalam bayangan Bumi),
maka peristiwa itu dinamakan gerhana bulan. Sedangkan jika bayangan Bulan jatuh
ke permukaan Bumi (Bulan menghalangi sebagian cahaya Matahari yang menuju Bumi),
maka peristiwa ini dinamakan gerhana matahari.
Ada dua macam bayangan: umbra (bayangan inti) dan penumbra
(bayangan tambahan). Jika kita berada dalam umbra sebuah benda (misalnya umbra
Bulan), maka sumber cahaya (dalam hal ini Matahari) akan tertutup keseluruhannya
oleh benda tersebut. Sedangkan jika kita berada dalam penumbra, sebagian sumber
cahaya masih akan terlihat.
A. Gerhana Bulan
Gerhana bulan
terjadi apabila bulan memasuki kerucut bayangan bumi, yakni bila matahari, bumi,
dan bulan berada dalam satu
garis. Kejadian ini tentunya terjadi saat malam hari pada saat bulan berada
dalam fase purnama. Daerah bumi yang dapat menyaksikan gerhana bulan ini
meliputi daerah yang sangat luas. Seluruh bagian malam atau separuh bumi dapat
melihat gerhana bulan. Karena itu jarang orang mencatat data mengenai gerhana bulan.
Gerhana bulan dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena cahaya bulan
sebenarnnya pantulan cahaya matahari, maka tidaklah sekuat cahaya matahari itu
sendiri.
Gerhana bulan sebagian terjadi apabila tidak selutruh bagian
bulan memasuki daerah umbra, atau bulan hanya masuk pada daerah penumbra.
Apabila seluruh bulan memasuki daerah
umrah, maka akan terjadi gerhana bulan total yang dapat berlangsung lebih dari
satu jam. Bangsa Yunani pada 2400 tahun yang lalu menagamati bahwa bayangan
bumi yang terlihat pada piringan bulan pada saat gerhana bulan, memmberi
kesimpulan bahwa kita berbentuk bundar. Tahapan bayangan bumi yang mengerhanai
bulan telihat melengkung memebentuk suatu lingkaran yang merupakan potongan
melintang dari suatu bola.
Gambar 2.1 gerhana bulan
Gerhana Bulan terjadi saat bulan sedang beroposisi terhadap
matahari atau sedang berada dalam fase purnama dan melewati bayangan Bumi. Hal
ini menyebabkan terjadinya gerhana Bulan baik gerhana sebagian maupun gerhana
total. Jika ingin dibayangkan pada saat terjadi gerhana Bulan, Matahari, Bumi
dan Bulan berada pada satu garis lurus dimana Bumi berada di antara keduanya
dan menghalangi jatuhnya sinar Matahari ke Bulan.
Pada saat gerhana, jika Bulan masuk dalam area Penumbra
(bayangan yang kabur atau samar) Bumi, maka tanda-tanda terjadinya gerhana
masih sangat kabur namun ketika Bulan masuk dalam umbra (area yang gelap total)
maka gerhana Bulan akan dapat diamati. Gerhana Bulan sendiri ada dua yakni
Gerhana Bulan Total (GBT) dan Gerhana Bulan Sebagian (GBS). Saat GBT, bulan
akan berada di dalam umbra Bumi sedangkan saat GBS, sebagian bayangan Bulan
masih berada di penumbra Bumi.
Gambar 2.2 Gerhana Bulan Total dan Gerhana
Bulan Sebagian
Gambar 2.3 Fase-fase Gerhana Bulan
Walaupun gerhana bulan terjadi saat fase purnama, namun tidak
setiap purnama terjadi gerhana. Kedudukan bidang orbit Bulan mengelilingi Bumi
yang membentuk sudut sekitar 5 derajat terhadap bidang orbit Bumi mengelilingi
Matahari menjadi penyebab tidak terjadi gerhana Bulan setiap bulan. Namun
setiap tahun terjadi gerhana Bulan dengan jumlah dan jenis fenomena gerhana
bervariasi. Jumlah maksimum gerhana Bulan dalam setahun berkisar antara 2-3
gerhana dan tidak semua fenomena gerhana dalam setahun bisa diamati dari salah
satu titik atau tempat di permukaan Bumi.
GBS tanggal 17 Agustus 2008 akan dimulai pada pukul 1:24:49
dini hari saat kontak pertama terjadi yakni ketika Bulan memasuki penumbra
Bumi. Pengamatan bisa dilakukan saat Bulan memasuki umbra pada jam 2:36:07 bbwi
saat Bulan memasuki umbra. Puncak gerhana bulan sebagian akan terjadi pada
pukul 4:10:09 bbwi dini hari ketika Bulan sudah bergerak ke arah barat magnitud
mencapai 0.8076 magnitud. Dan saat bulan keluar dari umbra Bumi pada pukul
5:44:16 bbwi, Bulan sudah berada di ufuk Barat akan tenggelam dan pagi pun
menjelang. Pukul 6:57:06 bbwi, Bulan akan keluar dari bayangan penumbra.
Lamanya GBS 17 Agustus 2008 berkisar 3 jam 8 menit.
Bulan adalah tetangga terdekat Bumi dalam antariksa. Bulan
juga benda paling cemerlang dalam langit malam, bukankarena terdiri dari gas
menyala seperti matahari, melainkan karena memantulkan cahaya matahari. Pada
beberapa malam bulan berupa bola sempurna ynag bercahaya, sedangkan pada malam
lainhanya berupa sepotong perak. Namun demikian bentuk dan ukuran bulan tak
berubah. Yang berubah hanyalah penampakkannya, sepadan dengan bertambah dan
berkurangnya permukaan bulan yang disinari matahari. Perbahan panampakkan bulan
disebut fasa. Tatkala bulan berada diantara Bumi dan Matahari, sisinya
yang gelap menghadap ke Bumi, sehingga bulan tidak tampak. Fase gelap Bulan ini
dinamakan Bulan Muda
Segera sesudah bulan muda, bulan sabit yang mirip benang
terlihat di langit barat sesudah matahari tenggelam. Sabitnya menjadi semakin
lebar hari demi hari hingga menjadi Bulan separuh. Bulan dikatakan mengembang
bila ukurannya nampak bertambah besar. Fasa ini disebut pekan pertama. Kira-kira
tujuh hari sesudah pekan pertama, atau 14 hari sesudah bulan muda, bulah telah
berpindah ke suatu titik, sehingga bumi terletak diantara bulan dan matahari.
Seluruh sisi bulan yang diterangi matahari menjadi nampak; fasa ini dinamakan bulan
purnama. Bulan purnama ini tepat berlawanan dengan bulan muda. Bulan terbit
pada langit sore di timur dan tenggelam di barat sekitar matahari terbit.
Sesudah bulan purnama, bulan mulai menyusut (menjadi lebih
kecil), melewati tahap bulan separuh, yang disebut pekan terakhir, dan
akhirnya kembali fasa bulan muda. Bulan separuh yang bertambah besar disebut bulan
separuh yang sedang menggembang. Bulan yang menciut disebut bulan
separuh yang lagi menyusut.
Bulan memerlukan 29½ hari untuk menamatkan satu
peredaran mengelilingi Bumi. Bulan berjalan bersama bumi selama bumi mengedari
matahari. Namun sewaktu terbit dan tenggelam gerakannya seolah-olah dari timur
ke barat, karena putaran bumi lebih cepat daripada peredaran bulan mengelilingi
bumi.
Bulan sabit Bulan sesudah
lima hari Bulan sesudah sepekan
Bulan
sesudah 10 hari Bulan sesudah 13 hari Bulan purnama
Gambar 2.4 Fase-fase Bulan
B. Gerhana Matahari
Gerhana
matahari lebih menarik daripada gerhana bulan. Gerhana matrahri terjadi apabila
bulan menutupi piringan matahari, sehingga sebahagian tempat dibumi tidak
memperoleh cahaya matahari. Dapat dikatakan bahwa pada saat itu matahari, bulan
dan bhumi berada dalam satu garis. Gerhana matahari ini tentunya terjadi pada
siang hari dan pada fase bulan baru. Berbeda dengan gerhana bulan, gerhana
matahari hanya dapat terlihat dari daerah yang terbatas dipermukaan bumi.
Gerhana matahari terjadi apabila tidak seluruh
bagian bulan menghalangi cahaya mataahari. Gerhana total pada daerah dibumi
yang masuk pada umbra yaitu seluruh cahaya matahari terhalang bulan. Pada daerah
penumbra tetrjadi gerhana sebagian. Apabila daerah umbra tidak sampai pada
permukaan bumi maka terjadi gerhana cincin. Hal ini dapat terjadi karena jarak
bumi bulan tidak selalu sama tetapi berubah-ubah. Jadi panjang kerucut umbra
juga bervariasi sesuai dengan perubahan jarak bumi bulan. Hal ini pulalah yang
mengakibatkan luas daerah gerhana pada permukaan bumi bervariasi. Lebar daerah
gerhana total yang disapu oleh bayangan bulan dapat mencapai 300 km.
Gambar 2.5 Gerhana Matahari
Pada gerhana matahari total yang dapat berlangsung sampai
tujuh menit, kita dapat melihat sesuatu fenomena alam yang indah yaitu korona
matahari. Kurang lebih 15 menit sebelum gerhana total tejadi, alam sekitar pada
saat itu menjadi gelap dan temperatur menurun. Berbeda dengan melihat gerhana
bulan, mengamati gerhana matahari harus hati-hati. Pada gerhana matahari
sebagian atau cincin, walaupun agak redup, cahaya matahari masih cukup kuat dan
masih berbahaya bagi mata telanjang. Kita dapat melihatnya dengan bantuan
penyaring cahaya. Perlu diperhatikan saat gerhana total berlangsung, kita memang
dapat melihatnya dengan mata telanjang karena seluruh cahaya matahari terhalang
oleh bulan. Namun saat gerhana total belum terjadi atau telah selesai, cahaya
matahari yang keluar dari sisi piringan bulan sangat berbahaya bagi mata kita
yang langsung melihatnya.
Terlebih lagi saat gerhana total telah selesai, mata kita yang
tadinya terbiasa dalam kegelapan tiba-tiba langsung terkena cahaya yang kuat
sehingga dapat membakar retina dan mungkin membutakan mata.
Untuk pengamatan jangan
sembarangan karena bisa membahayakan mata orang yang melihat. Ada 4 cara aman
yaitu : Pertama, melihat citra Matahari yang diproyeksikan ke kertas dari
kamera lubang jarum (pinhole camera). Kedua, melihat citra Matahari yang
diproyeksikan dari teleskop atau binokular. Cara ini juga murah dan sederhana
untuk dilakukan jika kita mempunyai dan ingin menggunakan alat bantu optik
(misalnya teleskop) untuk mengamati Matahari. Ketiga, melakukan pengamatan
dengan teleskop atau binokular yang dilengkapi dengan filter Matahari khusus
yang berguna untuk mengurangi intensitas cahaya Matahari yang masuk ke teleskop
atau binokular. Keempat, kita bisa membuat filter Matahari sederhana.
Terdapat sustu siklus untuk suatu jenis gerhana yaitu setiap
18 tahun 10,3 hari. Siklus ini disebut satu tahun gerhana. Untukl suatu tempat
di bumi, gerhana matahari total dapat terlihat setiap 360 tahun sekali. Jadi
untuk suatu temapt di bumi, gerhana matahari total merupakan kejadian sangat
langka untuk melihat peristiwa ini orang tidak jarang pergi ke tempat terjadinya
gerhana total walaupun tempat tersebut jauh.
Dalam kesehariannya bulan mengorbit bumi dalam orbit yang
berbentuk elips dan bumi beredar mengelilingi matahari berbentuk elips. Dalam
satu kali edar penuh bulan mengelilingi bumi terdapat saat bulan mencapai titik
terdekat dengan bumi, titik perige, dan titik terjauh, titik apogee, begiti
pula planet bumi akan mencapai titik terdekat dengan matahari, ttik perihelium,
dan titik terjauh dari matahari, titik apheliuon.
Karena orbit bumi mengelilingi metahari berbentuk elips dengan
eksentrisitet 0.016773, jarak bumi-matahari tidak konstan, titik paling dekat
dengan matahari dinamakan dengan titik perihelium dan titik terjauh dinamakan
dengan titik aphelium. Sedangkan jarak rata-rata bumi-matahari sering dikenal
dengan satu satuan astronomi adalah 1.49597870 x 100.000.000 km9perihelium)
hingga 152.109.813 km(aphelium). Oleh karena itu diameter sudut matahari
bervariasi dari 31.46 menit busur gingga 32.53 menit busur atau semidiameter
sudut matahari bervariasi antara 944 “(detik busur) hingga 976 “ (detik busur).
Jadi, diameter sudut bulan lebih besar, sama besar atau lebih
kecil dibandingkan dengan diameter sudut matahari. Kondisi tersebut membuat
fenomena gerhana matahari cincin(GMC) bisa berlangsung dan diamati dari
permukaan bumi.
Bidang orbit bulan membentuk sudut sekitar 5 derajat atau
sekitar 10 kali diameter sudut bulan atau matahari terhadap bidang orbit bumi
mengelilingi matahari. Dalam bola langit “lingkaran orbit” bulan memotong
“lingkaran orbit” bumi atau eliptika pada dua titik yang dinamakan titik simpul
atau titik ascending node dan descending node. Pada titik simpul pertama
ascending node dicirikan bahwa saat bulan eliptika, sedangkan titik simpul
descending node dicirikan sebaliknya. Suatu waktu bisa terjadi kedudukan
matahari dan bulan di langit dalam arah yang dangat berdekatan dengan titik
simpul tersebut sehingga memungkinkan terjadi gerhana matahari.
Gambar 2.6 Gerhana Matahari
Cincin(GMC)
Fenomena gerhana matahari merupkan fenomena arah pandang
manusia dipermukaan bumi ke arah matahari terhalang oleh bulan. Bila seluruh
bundaran matahari ditutup oleh bundaran bulan, fenomena yang dilihat adalah
gerhana matahari total(GMT) dan bila seluruh bundaran bulan menghalangi bagian
tengah bundaran matahri sehingga matahri tampak seperti cincin api yang tetap
menyilaukan maka fenomena tersebut dinamakan dengan GMC dan bila hanya sebagian
bundaran bulan mengelilingi bundaran matahari dinamakan gerhana matahari
sebagian(GMS).
Pada saat terjadi fenomena GMT, rangkaian momen-momen gerhana
dalam GMT:GMS. Kemudian GMT, pertengahan GMT, dan GMS kemudian gerhana matahari
berakhir, setelah arah pandang ke matahari tidak lagi terhalang oleh bundaran
bulan.
Gambar 2.7 Gerhana Matahari
Total(GMT)
Pada saat terjadi GMC, rangkaian momen-momen gerhana dalam
GMC;GMS, kemudian GMC (bentuk cincin yang tidak simetri), pertengahan GMC
(bentuk cicncicn simetri, tidak selalu), GMC (bentuk cincin yang tidak
simetri), dan GMS kemudian gerhana matahari berakhir, setelaharah pandang ke
matahari tidak lagi terhalang oleh bundaran bulan, dimana pengamat bisa melihat
GMC relatif sangat sempit dibandingkan dengan kawasan penumbra bulan. Pada saat
terjadi (GMS), rangkaian momen-momen gerhana dalam GMS dari akhir hingga akhir,
hanya sebagian bundaran bulan yang menutupi bundaran matahari, persentase yang
terhalang makin besar dan maksimum kemudian kembali mengecil dan akhirnya
gerhana mathari berakhir setelah seluruh bundaran matahari tidak lagi terhalang
oleh bundaran bulan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Gerhana
Matahari, dimana matahari, bulan dan
bumi berada dalam satu garis, maka daerah lintasan proyeksi matahari, bulan dan
bumi mengalami gerhana matahari, dimana jika dilihat dari bumi matahari akan
terhalang bulan. Suasana siang hari yang cerah saat gerhana terjadi akan
berubah menjadi gelap selama 4 - 7 menit, kemudian terang kembali. Indonesia
pernah mengalami gerhana matahari total pada tahun 1984. (cmiiw).
2.
Gerhana
Bulan, dimana matahari, bumi dan
bulan berada dalam satu garis, maka lintasan proyeksi matahari, bumi dan bulan,
mengalami gerhana bulan dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup oleh
bayangan bumi. Gerhana bulan
terakhir yang terjadi adalah minggu lalu pada tanggal 7 - 8
September 2006.
3. Adapun gambar dari proses terjadinya gerhana matahari dan bulan
yaitu:
0 comments:
Posting Komentar