Makalah Induksi elektromagnetik
Makalah
Listrik & Magnet
(Tentang: INDUKSI ELEKTROMAGNETIK)
Nama: Tri Mawaningsi
Nim: 20404110101
Kelas: Fisika 6 ( C )
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2012
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji atas kebesaran Sang
Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari
lisan terpetik berjuta rasa syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami diberikan kekuatan dan kesempatan
menyelesaikan makalah listrik dan magnet dengan judul “Induksi Elekromagnetik”
yang terlaksana dengan baik. Salawat dan Salam senantiasa tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, yang di utus ke permukaan bumi ini menuntun manusia
dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti sekarang ini.
Kami menyadari
sepenuhnya, dalam penyusunan makalah
ini
tidak lepas dari tantangan dan hambatan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini, supaya dalam penyusunan selanjutnya lebih baik
lagi.
Akhirnya dengan segala kerendahan
hati kami menyadari bahwa hanya kepada Allah SWT jualah kami menyerahkan
segalanya. Semoga kita semua mendapat curahan rahmat dan ridho dari-Nya, Amin.
Makassar, Desember
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Induksi Elekromagnetik
B. Penerapan Induksi Elekromagnetik
C. Transformator
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Listrik
dalam era industri merupakan keperluan yang sangat vital. Dengan adanya
transformator keperluan listrik pada tegangan yang sesuai dapat
terpenuhi. Dahulu untuk membawa listrik diperlukan kuda. Kuda akan membawa
pembangkit listrik untuk penerangan lapangan ski. Seandainya transformator
belum ditemukan, berapa ekor kuda yang diperlukan untuk penerangan sebuah kota.
Fenomena pemindahan listrik akan kamu
dibahas dalam induksi elektromagnetik.
Jika ada pembangkit listrik dekat rumahmu, coba
diperhatikan. Pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari permukiman penduduk.
Untuk membawa energy listrik, atau lebih dikenal transmisi daya listrik,
diperlukan kabel yang sangat panjang. Kabel yang demikian dapat menurunkan tegangan.
Karena itu diperlukan alat yang dapat menaikkan kembali tegangan sesuai
keperluan. Dan kamu pasti melihat tabung berwarna biru yang dipasang pada tiang
listrik. Alat tersebut adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan tegangan.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Apa arti Induksi Elekromagetik?
2.
Bagaimana Penerapan Induksi Elektromagnetik?
3.
Apa yang dimaksud dengan Transformator?
C. Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui arti Induksi Elekromagnetik.
2.
Mengetahui penerapan Induksi Elektromagnetik
3.
Mengetahui tentang transformator.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
1.
GGL Induksi
Kelistrikan dapat menghasilkan
kemagnetan. Menurutmu, dapatkah kemagnetan menimbulkan kelistrikan? Kemagnetan
dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat dibolak-balik. Ketika
H.C. Oersted membuktikan bahwa disekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet
(artinya listrik menimbulkan magnet),
para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan dan kemagnetan.
Gambar 21. Percobaan Michael faraday
Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan
medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan istrik)
melalui eksperimen yang sangat sederhana seperti yang ditunjukkanpada
gambar 2.1. Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada
kumparan dapat menghasilkan arus listrik pada kumparan itu. Galvanometer
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan
keluar pada kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya
jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan
masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa
terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL
yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya
timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam
kumparan, di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.
Sehingga
ditetapkan hukum Faraday yang berbunyi:
a.
Jika sebuah penghantar memotong
garis-garis gaya dari suatu medan magnetik (fluks) yang konstan, maka pada
penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi.
b.
Perubahan fluks medan magnetik
didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan menimbulkan tegangan induksi
pada rangkaian tersebut.
Tanda negatif berati sesuai dengan Hukum Lenz, yaitu “Ggl Induksi
selalu membangkitkan arus yang medan magnetiknya berlawanan dengan sumber
perubahan fluks magnetik”. Fluks Magnetik adalah kerapatan garis-garis
gaya dalam medan magnet, artinya fluks magnetik yang berada pada permukaan yang
lebih luas kerapatannya rendah dan kuat medan magnetik (B) lebih lemah,
sedangkan pada permukaan yang lebih sempit kerapatan fluks magnet akan kuat dan
kuat medan magnetik (B) lebih tinggi. Satuan internasional dari besaran fluks
magnetik diukur dalam Weber, disingkat Wb dan didefinisikan
dengan, Suatu medan magnet serba sama mempunyai fluks magnetik sebesar 1
weber bila sebatang penghantar memotong garis-garis gaya magnetik selama satu
detik akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar satu volt.
2.
Penyebab
Terjadinya GGL Induksi
Ketika kutub utara magnet
batang digerakkan masuk ke dalam kumparan, jumlah garis
gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan bertambah banyak.
Bertambahnya jumlah garis- garis gaya ini menimbulkan GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik
mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah arus induksi
dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan magnet
yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam
kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi bersifat mengurangi
garis gaya itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu merupakan kutub utara
sehingga arah arus induksi seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1.
Ketika kutub utara magnet
batang digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah
garis-garis gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang.
Berkurangnya jumlah garis-garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik
mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika magnet batang
masuk ke kumparan. pada saat magnet keluar
garis gaya dalam kumparan berkurang. Akibatnya medan
magnet hasil arus induksi bersifat menambah garis gaya itu. Dengan
demikian, ujung, kumparan itu merupakan kutub selatan. Ketika kutub utara
magnet batang diam di dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet di
dalam kumparan tidak terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah
garis-garis gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL
induksi. Akibatnya, tidak terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak
bergerak. Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika di
dalam kumparan terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet
(fluks magnetik).
GGL yang timbul akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet dalam kumparan disebut GGL induksi.
Arus listrik yang ditimbulkan GGL induksi disebut arus induksi.
Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus induksi akibat adanya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet disebut induksi elektromagnetik.
3.
Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi
Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada
besar kecilnya penyimpangan sudut jarum galvanometer. Jika sudut penyimpangan
jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang dihasilkan besar.
Terdapat beberapa cara memperbesar GGL induksi. Ada tiga faktor
yang memengaruhi GGL induksi, yaitu :
a.
kecepatan gerakan magnet atau
kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet (fluks
magnetik),
b.
jumlah lilitan,
c.
medan magnet
B.
PENERAPAN INDUKSI ELEKROMAGNETIK
Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk
energi gerak menjadi energi listrik. Induksi elektromagnetik digunakan pada
pembangkit energi listrik. Pembangkit energi listrik yang menerapkan induksi
elektromagnetik adalah generator dan dinamo. Di dalam generator dan dinamo terdapat
kumparan dan magnet. Kumparan atau magnet yang berputar
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam
kumparan. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya GGL
induksi pada kumparan. Energi mekanik yang diberikan generator
dan dinamo diubah ke dalam bentuk energy gerak rotasi. Hal itu
menyebabkan GGL induksi dihasilkan secara terus-menerus dengan
pola yang berulang secara periodic.
1. Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus
searah (DC) dan generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan
generator DC memutar kumparan di dalam medan magnet tetap.
Generator AC sering disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan
berupa arus bolak-balik. Ciri generator AC
menggunakan cincin ganda. Generator arus DC, arus yang dihasilkan berupa
arus searah. Ciri generator DC menggunakan cincin
belah (komutator). Jadi,generator AC dapat
diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti
cincin ganda dengan sebuah komutator. Sebuah generator AC
kumparan berputar di antara kutub- kutub
yang tak sejenis dari dua magnet yang
saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan
magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon
yang terdapat pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian
generator yang berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap
merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut
stator. Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar
dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat), belum terjadi
arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi (perhatikan Gambar 2.1. Pada
saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik sampai
kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu posisi kumparan tegak lurus
dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi
menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus
dan GGL makin berkurang. Ketika kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan
kumparan sejajar dengan arah medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi
menjadi nol.
Gamber 2.2.
Generator
Putaran kumparan berikutnya arus dan
tegangan mulai naik lagi dengan arah yang
berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270 derajat,
terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada
kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum lagi, namun
arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya, arus dan tegangan turun
perlahanlahan hingga mencapai nol dan kumparan
kembali ke posisi semula hingga memb entuk sudut
360 derajat.
2. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC)
dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator
yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam
kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak
bergerak disebut stator.
Gambar 2.3: Dinamo
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada
cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang
dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini
memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo berupa
arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik.
Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin).
Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda
berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi
pada ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda
sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL
induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu,
nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara
putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan
diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.
C.
TRANSFORMATOR
Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan persoalan tegangan
listrik, ketika kamu akan menghidupkan radio yang memerlukan tegangan 6 V atau
12 V. Padahal tegangan listrik yang disediakan PLN 220 V. Bahkan generator
pembangkit listrik menghasilkan tegangan listrik yang sangat tinggi mencapai
hingga puluhan ribu volt. Kenyataannya sampai di rumah tegangan listrik tinggal
220 V. Bagaimanakah cara mengubah tegangan listrik? Alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan AC disebut transformator (trafo). Trafo
memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal output. Terminal input
terdapat pada kumparan primer. Terminal output terdapat pada kumparan sekunder.
Tegangan listrik yang akan diubah dihubungkan dengan terminal input. Adapun,
hasil pengubahan tegangan diperoleh pada terminal output. Prinsip kerja transformator
menerapkan peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri
arus AC, inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet).
Karena arus AC, pada elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet.
Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan
demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal
itulah yang menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder. Adapun, arus
induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang besarnya sesuai dengan jumlah
lilitan sekunder. Bagian utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang
berlapis-lapis, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang
dihubungkan dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan
atau diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai tegangan
keluaran (output).
1.
Macam-Macam
Transformator
Apabila tegangan terminal output lebih besar daripada
tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai penaik tegangan.
Sebaliknya apabila tegangan terminal output lebih kecil daripada tegangan yang
diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai penurun tegangan. Dengan
demikian, transformator (trafo) dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan
trafo step down.
a.
Trafo
step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
ü
jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada
jumlah lilitan sekunder.
ü
tegangan primer lebih kecil daripada tegangan
sekunder,
ü
kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus
sekunder.
b.
Trafo step
down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
ü
jumlah lilitan primer lebih banyak daripada
jumlah lilitan sekunder,
ü
tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder,
ü
kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus
sekunder.
2. Transformator Ideal
Transformer ideal merupakan trafo yang rugi-ruginya hanya
berasal dari rugi lilitan input dan lilitan output. Pada transformer ideal,
hubungan antara tegangan input dengan tegangan output, arus input dengan arus
output, lilitan input (primer) dengan lilitan output (sekunder) memiliki
hubungan yang dijelaskan melalui persamaan berikut ini.
Besar tegangan dan kuat arus pada trafo bergantung banyaknya
lilitan. Besar tegangan sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah
lilitan tegangan yang dihasilkan makin besar. Hal ini berlaku untuk lilitan
primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan
tegangan primer dan tegangan sekunder dirumuskan Trafo dikatakan ideal jika
tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu ketika jumlah energi yang
masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada kumparan
sekunder. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada kumparan primer
dan sekunder dirumuskan Jika kedua ruas dibagi dengan t,
3.
Efisiensi
Transformator
Di bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator
atau trafo yang ideal. Namun, pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika
trafo digunakan, selalu timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik
yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar
pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya
sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan
oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya
primer atau hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primer yang
dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo. Efisiensi trafo dinyatakan
dengan η . Besar efisiensi trafo dapat dirumuskan sebagai berikut.
4.
Penggunaan
Transformator
Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan
transformator step down. Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan
listrik PLN yang besarnya 220 V menjadi tegangan lebih rendah sesuai dengan
kebutuhan. Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220 V dari
PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk diturunkan.
Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan
dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang
trafo step down yang mampu mengubah tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan
terhindar dari kerusakan. Ada beberapa alat yang menggunakan transformator
antara lain catu daya, adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.
a.
Power supply
(catu daya)
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan
tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya
antara 2 V sampai 12 V.
b.
Adaptor
(penyearah arus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian
penyearah arus listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah
dengan si penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
c.
Transmisi daya
listrik jarak jauh
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman
penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen)
yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan
energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator
pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu,
diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan
listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk
tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V.
Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan
besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan,
yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar
yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalahnya, kesmpulan yang dapat
ditarik adalah sebagai berikut:
a. Induksi
Elekromagnetik adalah Peristiwa timbulnya GGL induksi dan arus
induksi akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet.
b. Penerapan
Induksi elektronmagnetik terdapat pada dua alat yang hampir sama
bagian-bagiannya yaitu pada generator dan dynamo.
c.
Transformator adalah Alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan AC
B.
Saran
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran dan bimbingan dari para bapak ibu dosen selaku pembina,kami harapkan demi
kesempurnaan karya penulis selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
http://temonsoejadi.wordpress.com/2012/05/03/induksi-elektromagnetik/
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/SMP/Fisika/Transformator/materi2.html
http://electricdot.wordpress.com/2011/11/02/transformator-ideal/
http://id.scribd.com/doc/32040614/50/Transformator-Ideal
http://herrynurfajar.blogspot.com/2011/01/induksi-elektromagnetik.html
1 comments:
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan keluar dari dalam kumparan, jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah garis-garis gaya ini juga menimbulkan GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus listrik mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer.
Posting Komentar