Gambar dan cara kerja PGM (Pencacah Geger Muler)
Nhingz,
BLOG--Kelanjutan dari tugas 2 bagian B untuk mata kulyah Fisika Terapan, kali ini tentang Gambar dan cara kerja PGM sebagai berikut:
1. Gambar dan jelaskan cara kerja/penggunaan alat PGM!
Jawab:
a.
Gambar alat PGM
b.
Cara kerja/penggunaan alat PGM
Pencacah
Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Müller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Müller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat
konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal
dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau
bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu,
pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi
gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya
kurang. Pencacah geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron.
Prinsip Kerja atau Cara Kerja alat PGM
Detektor
Geiger Muller meupakan salah satu detektor yang berisi gas. Selain Geiger
muller masih ada detektor lain yang merupakan detektor isiann gas yaitu
detektor ionisasi dann detektor proporsional. Ketiga macam detektor tersebut
secara garis besar prinsip kerjanya sama, yaitu sama-sama menggunakan medium
gas. Perbedaannya hanya terletak pada tegangan yang diberikan pada
masing-masing detektor tersebut.
Apabila ke
dalam tabung masuk zarah radiasi maka radiasi akan mengionisasi gas isian.
Banyaknya pasangan elektron-ion yang lerjadi pada detektor Geiger-Muller tidak
sebanding dengan tenaga zarah radiasi yang datang. Hasil ionisasi ini disebul
elektron primer. Karena antara anode dan katode diberikan beda tegangan maka
akan timbul medan listrik di antara kedua elektrode tersebut. Ion positif akan
bergerak kearah dinding tabung (katoda) dengan kecepatan yang relative lebih
lambat bila dibandingkan dengan elektron-elektron yang bergerak kea rah anoda
(+) dengan cepat. Kecepatan geraknya tergantung pada besarnya tegangan V.
sedangkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk membentukelektron dan ion
tergantung pada macam gas yang digunakan. Dengan tenaga yang relatif tinggi
maka elektron akan mampu mengionisasi atom-atom sekitarnya. sehingga
menimbulkan pasangan elektron-ion sekunder. Pasangan elektron-ion sekunder
inipun masih dapat menimbulkan pasangan elektron-ion tersier dan seterusnya.
sehingga akan terjadi lucutan yang terus-menerus (avalence).
Kalau tegangan V dinaikkan lebih
tinggi lagi maka peristiwa pelucutan elektron sekunder atau avalanche makin
besar dan elektron sekunder yang terbentuk makin banyak. Akibatnya, anoda
diselubungi serta dilindungi oleh muatan negative elektron, sehingga peristiwa
ionisasi akan terhenti. Karena gerak ion positif ke dinding tabung (katoda)
lambat, maka ion-ion ini dapat membentuk semacam lapisan pelindung positif pada
permukaan dinding tabung. Keadaan yang demikian tersebut dinamakan efek muatan
ruang atau space charge effect.
Tegangan
yang menimbulkan efek muatan ruang adalah tegangan maksimum yang membatasi
berkumpulnya elektron-elektron pada anoda. Dalam keadaan seperti ini detektor
tidak peka lagi terhadap datangnya zarah radiasi. Oleh karena itu efek muatan
ruang harus dihindari dengan menambah tegangan V. penambahan tegangan V
dimaksudkan supaya terjadi pelepasan muatan pada anoda sehingga detektor dapat
bekerja normal kembali. Pelepasan muatan dapat terjadi karena elektron mendapat
tambahan tenaga kinetic akibat penambahan tegangan V. Apabila tegangan
dinaikkan terus menerus, pelucutan alektron yang terjadi semakin banyak. Pada
suatu tegangan tertentu peristiwa avalanche elektron sekunder tidak bergantung
lagi oleh jenis radiasi maupun energi (tenaga) radiasi yang datang. Maka dari
itu pulsa yang dihasilkan mempunyai tinggi yang sama. Sehingga detektor Geiger
muller tidak bisa digunakan untuk mengitung energi dari zarah radiasi yang
datang. Kalau tegangan V tersebut dinaikkan lebih tinggi lagi dari tegangan kerja
Geiger Muller, maka detektor tersebut akan rusak, karena sususan molekul gas
atau campuran gas tidak pada perbandingan semula atau terjadi peristiwa
pelucutan terus menerusbyang disebut continous discharge.
1 comments:
mbaa.. boleh tanya sumber tulisan diatas yang dari buku ada tidak? saya mau cantumin di skripsi
Posting Komentar