Menara Alarm Pendeteksi Banjir
Nhingz, BLOG--Mengikuti mata kulyah Fisika Eksperimen ada dua bentuk
kegiatan yang harus kami laksanakan yaitu menjalani/melakukan eksperimen Fisika dan Elektronika. Dalam menjalani kedua eksperimen ini kami dibagi
kelompok, dalam 1 kelompok terdiri dari tiga orang. Nah, dalam melakukan
eksperimen fisika kami diberi waktu dua minggu, seminggu untuk memikirkan
judul+ttd judul, dan seminggu lainnya proses pembuatan alat. Dalam eksperimen
fisika aku diberikan amanah untuk mensearch judul, dan setelah membaca beberapa
referensi maka aku menetapkan yang akan kami buat adalah “Menara Alarm Pendeteksi Banjir”.
Oh ya kemarin eksperimen yang kami
kerjakan selesai dan setelah melakukan pengetesan alhamdulillah berhasil. Untuk
teman-teman yang berminat untuk membuatnya juga,, silahkan dibaca dibawah ini_
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Manara Alarm Pendeteksi Banjir”.
B.
Latar Belakang
Bencana alam
merupakan salah satu bencana yang timbul akibat tindakan manusia yang berbuat
ceroboh dan merusak. Bencana alam apapun itu pasti akan menimbulkan kerugian,
baik itu materil maupun psikologis. Bencana alam menyebabkan banyak orang
kehilangan tempat tinggal, sumber mata pencaharian, anggota keluarga, bencana
alam juga dapat menimbulkan trauma bagi korban-korbannya. Maka dari pada itu,
bancana alam apapun itu harus dicegah agar tak erjadi demi tercapainya hidup
yang aman dan tenteram. Adapun salah satu jenis bencana alam itu adalah banjir.
Banjir timbul akibat hutan dan
pepohonan tidak dapat lagi menahan air yang berlebih. Ketika hujan air akan
diserap oleh tumbuhan dan pepohonan, dan air yang tidak terserap akan mengalir
ke sungai. Ketika air sungai tidak dapat lagi meneruskan atau mengalirkan air
tersebut, air akan meluap ke daratan. Banjir biasanya terjadi ketika hujan
turun deras secara terus menerus. Banjir tidak hanya merusak barang berharga
serta lingkungan, membahayakan hidup manusia dan binatang, namun Banjir juga
mempunyai efek lain juga. Banjir yang berkecepatan tinggi menyebabkan erosi
lahan seperti halnya permasalahan pemecahan sedimen ke arah muara. Juga merusak
tempat ikan bertelur dan kehidupan rimba, tempat kediaman binatang rimba juga
sering dibinasakan. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, mengalami
gagal panen, terputusnya roda perekonomian di daerah. Yang terkena banjir,
seperti jalan terendam banjir, maka kendaraan untuk distribusipun terhenti
karena tidak bisa lewat. Banyak Pelajar tidak bisa sekolah, karena sekolahnya
terendam banjir, padahal sekolah salah satu cara meningkatkan SDM (Sumber Daya
Manusia) Indonesia. Kerugian keuangan karena banjir ditaksir sekitar jutaan
Dolar Amerika per tahun. Untuk itu, diperlukan sebuah alat yang bisa mencegah
terjadinya kerugian-kerugian akibat banjir ini. Salah satu alat itu adalah “Menara Alarm Pendeteksi Banjir”.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
yang diangkat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja Menara Alarm Pendeteksi Banjir?
2. Bagaimana penerapan Menara Alarm
Pendeteksi Banjir dalam kehidupan sehari-hari?
D. Manfaat
Manfaat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui prinsip
kerja Menara Alarm
Pendeteksi Banjir.
2. Untuk mengetahui penerapan Menara Alarm
Pendeteksi Banjir dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hukum Archimedes
Jika kita memasukkan
sebuah benda ke dalam sebuah wadah yang berisi penuh air, maka air dalam wadah
tersebut akan tumpah. Apabila air yang tumpah dari wadah tersebut diukur
beratnya ternyata beratnya sama dengan berat benda yang dimasukkan ke dalam
wadah tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum Archimedes yang ditemukan oleh Archimedes. Archimedes adalah seorang
ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota Syracuse, Sisilia pada tahun
287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes dikenal sebagai ahli fisika,
marematika, optika dan astronomi. Archimedes terkenal juga dengan teorinya
tentang hubungan antara permukaan dan volume dari sebuah bola terhadap
selinder. Dia juga dikenal dengan teori dan rumus dari prinsip hydrostatic
dan peralatan untuk menaikkan air – ‘Archimedes
Screw’ atau sekrup Archimedes,
yang sampai sekarang masih banyak digunakan di negara-negara berkembang.
Walaupun pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum Archimedes
lahir, Archimedes yang mengembangkan teori untuk menghitung beban
yang dibutuhkan untuk pengungkit tersebut. Archimedes juga digolongkan
sebagai salah satu ahli matematika kuno dan merupakan yang terbaik dan terbesar
di jamannya. Ia dijuluki sebagai Bapak
Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan tentang hukum
Archimedes. Hukum Archimedes mengatakan:
“Benda yang dimasukkan atau dicelupkan sebagian atau seluruhnya dalam zat cair akan mendapatkan gaya yang arahnya ke
atas dan besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda itu”.
Gaya ke atas yang dialami oleh benda tersebut disebut dengan gaya
apung. Gaya apung sama dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat
benda di dalam air.
FA = wu - wa
Ada tiga kemungkinan
peristiwa yang terjadi jika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair. Seperti ditunjukkan pada gambar berikut!
Benda Terapung
|
Benda dikatakan
terapung jika sebagian benda masih muncul diatas permukaan zat cair. Benda
terapung jika :
|
Benda Melayang
|
Benda dikatakan
melayang jika benda berada dalam zat cair, tetapi tidak berada di dasar zat
cair. Benda melayang jika :
|
Benda Tenggelam
|
Benda dikatakan
tenggelam jika berada di dasar zat cair. Benda tenggelam jika :
|
B. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah susunan komponen-komponen
elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang
memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Arus listrik dalam suatu rangkaian
listrik hanya dapat mengalir jika rangkaian listrik tersebut berada dalam
keadaan terbuka. Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik
terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah
rangkaian listrik yang memiliki ujung-ujung rangkaian. Sedangkan rangkaian
listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-ujung
rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik dapat mengalir
mengikuti jenis suatu rangkaian. Syarat dari rangkaian
tertutup adalah sebagai berikut:
Ø
Arus listrik hanya dapat mengalir dalam rangkaian tertutup
dari potensial tinggi ke potensial rendah atau dari kutub (+) ke kutup
(-).
Ø
Menurut perjanjian, arus listrik pada penghantar searah
dengan gerak muatan (+) dan berlawanan dengan gerak muatan (-).
C. Alarm
Alarm secara umum dapat
didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi
pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada
peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan
untuk memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm
memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar. Praktikum ini tentang pembuatan alarm banjir. Alarm
Banjir berfungsi untuk memperingatkan apabila akan terjadi banjir. Cara
kerjanya menggunakan sensor air hujan dan akan memberi sinyal apabila debit air
hujan yang turun sudah melebihi batas.
BAB III
METODOLOGI EKSPERIMEN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gergaji 1
buah
b. Palu 1
buah
c. Gunting Seng 1
buah
d. Solder 1
buah
e. Parang 1
buah
f.
Bor 1
buah
2. Bahan
a. Gabus 3x4 cm 1
buah
b. Air secukupnya
c. Ember 1
buah
d. Balok kayu (50cm x 2cm x 2 cm) 4 buah
e. Papan penyangga 3
buah
f.
Kayu Penusuk 1
buah
g. Balok tempat plat seng 2
buah
h. Plat seng (2cm x 3 cm) 7
buah
i.
Bohlam (Merah, kuning dan hijau 230 V) 3
buah
j.
Bel Listrik 1
buah
k. Paku secukupnya
l.
Kabel Penghubung secukupnya
m. Lem Kayu secukupnya
n. Cet kayu secukupnya
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam eksperimen ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan semua bahan sesuai dengan daftar bahan. Persiapkan juga
alat perkakasnya. Mulai dengan menggergaji balok menjadi 4 buah sebagai tiang menara
sepanjang 50 cm.
2. Membuat Lubang pada balok peyangga penusuk dengan
diameter 3 cm yang akan ditempatkan didalam menara balok
Gambar 3.1: Balok penyangga sebagai tempat masuknya
Kayu penusuk yang
mempunyai lempeng besi
3.
Membuat runcing kayu sepanjang 30 cm sebagai
penusuk dengan diameter 0,5 cm dan tempel lempeng besi atau lempeng lainnya yang bisa menghantarkan arus
listrik diujung atas kayu tersebut yang akan
dipakai sebagai penyambung sakelar pada saat kayu
penusuk melewati balok penyangga
Gambar
3.2: Kayu Penusuk yang berlempeng besi
4. Membuat balok menara dengan ujung bawahnya di buat dua tempat, sebagai
tempat pemasangan plat seng.
5. Pemasangan Alat
a.
Rangkaian listrik untuk menara
Ø
Menempelkan tempat lampu dan lampu pada ujung
kayu
Ø
Mengoleskan les/perekat pada ujung kayu yang
lain
Ø
Memasukkan ujung dua kayu lain pada kedua tempat yang disediakan dibagian ujung bawah menara
Ø
Hubungkan kabel ke lampu, salah satu
kabel dihubungkan ke paku yang ditempel di kedua pada plat seng.
Ø
Salah satu kabel lainnya dihubungkan ke
kutub negatif colokan
Ø
Sedangkan kabel lainnya di hubungkan ke
kutub positif colokan kemudian dihubungkan ke salah paku plat seng, seperti pada gambar.
Gambar 3.3: Rangkaian
untuk menara
Ø
Pasang alarm/ bel pada lampu merah
b.
Pemasangan menara
Ø
Pasang balok palang pada salah satu
balok kayu pada jarak 15 cm, kemudian salah satu ujung balok palang yang lain
dipasang pada balok kayu yang lain, sehingga membentuk huruf A, kemudian pasang
lagi balok palang pada balok kayu sehingga membentuk seperti menara.
Ø
Pasang balok palang yang kedua pada
jarak 15 cm mengelilingi balok kayu seperti pada palang pertama
Ø
Pasang balok palang yang ketiga dengan
jarak 10 cm dari palang kedua.
Ø
Memasang kayu menara yang sudah ada
lampunya diatas lubang menara.
Ø
Tusukkan kayu penusuk ditengah gabus
Ø
Sedangkan ujung penusuk yang dipasang
lempeng besi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Eksperimen
1. Menara Alarm Pendeteksi Banjir
Gambar 4.1: Menara Alarm
Pendeteksi Banjir
2. Pengetesan
b. Menyediakan
ember kecil,
kemudian memasukkan kedalam Menara
Alarm.
c. Memasukkan
air sedikit demi sedikit sehingga gabus terangkat naik.
d. Mengamati
apakah gabus mampu menganggkat kayu penusuk, dan memperhatikan
juga apakah lempeng besi yang terdapat pada kayu penusuk tepat mengenai kedua
plat seng.
e. Ketika
gabus terangkat naik, maka akan menyebabkan lempeng besi mengenai plat
seng berturut-turut sehingga lampu akan menyala mulai dari lampu hijau,
kuning dan merah. Dan bersamaan ketika lampu merah menyala maka
alarm akan berbunyi.
Gambar 4.3: Pengetesan Lampu Kuning
Gambar 4.4: Pengetesan Lampu merah
B. Pembahasan
1. Prinsip Kerja
Hukum
Archimedes berbunyi
“Benda yang dimasukkan atau dicelupkan sebagian
atau seluruhnya dalam zat cair akan
mendapatkan gaya yang arahnya ke atas dan besarnya sama dengan
berat zat cair yang dipindahkan oleh benda itu”. Gaya ke atas yang dialami oleh benda
tersebut disebut dengan gaya apung. Gaya apung sama dengan berat benda
di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
FA = wu - wa
Ada tiga kemungkinan
peristiwa yang terjadi jika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat
cair. Salah satunya merupakan pengaplikasian dari eksperimen ini yaitu “Apabila gaya ke atas air lebih besar
daripada berat benda, maka benda tersebut akan terapung
(Fa > Wbenda = Terapung)”. Dengan demikian dalam eksperimen ini benda
yang akan terapung adalah gabus sebagai pelampung.
Prinsip kerja Menara Alarm Pendeteksi Banjir yaitu Ketika wadah diisi air, pelampung mendorong lempeng besi pada lidi sehingga menyentuh plat seng. Lempeng besi pada lidi berfungsi sebagai saklar. Pada keadaan ini, rangkaian menjadi tertutup sehingga mengakibatkan lampu
berturut-turut menyala, mulai dari hijau, kuning, dan merah. Saat Lampu merah
menyala maka secara otomatis bel listrik
akan berdering. Semakin
panjang tiang pelampungnya semakin cepat bel berdering.
2. Penerapan
Pembuatan Menara alarm ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat, karena saat musim hujan negeri kita sering dilanda
bencana banjir. Alat ini dapat digunakan di rumah, sungai atau di
tempat yang bisa kemungkinan terjadi banjir saat hujan deras. Alat ini diletakkan
di tempat yang terbuka dan bisa dijangkau air dalam jumlah yang banyak sehingga
alat ini bisa berfungsi dengan maksimal.
Kita harus segera mensosialisasikan
temuan ini untuk membantu agar korban akibat dari bencana banjir berkurang,
karena masyarakat dapat mendeteksi tanda–tanda banjir datang dengan cepat.
Selain itu pembuatan alat yang sangat sederhana dan cukup mudah karena alat ini
menerapkan sistem rangkaian listrik tertutup. Artinya tidak menerapkan sistem
rangkaian listrik yang rumit, dengan demikian masyarakat dapat membuat alat
pendeteksi banjir mandiri dan alat ini bisa sebagai alternatif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh
dari eksperimen ini adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kerja menara alam
pendeteksi banjir ini adalah memanfaatkan prinsip rangkaian tertutup digabung
dengan hukum Archimedes.
2. Pembuatan alarm banjir ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat, karena saat musim hujan negeri kita sering dilanda bencana
banjir.
B.
Saran
Saran yang diberikan pada
eksperimen ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebelum
melakukan eksperimen ini, seharusnya kita sudah mengetahui arah aliran arus
dari lampu ke plat seng, agar tidak terjadi kesalahan dalam merangkaikannya
dengan kabel penghubung.
2.
Diharapkan
sebelum membuat alat ini, kita harus teliti dalam mengukur panjang, lebar dan
tinggi dari balok yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments:
Posting Komentar