Jurnal Gempa Bumi di Provinsi Aceh Pulau Sumatra, Indonesia
Nhingz, BLOG--Postingan kali ini tentang
Jurnal Gempa Bumi yang merupakan
tugas Fisika Lingkunganku di Smester 7. Oh ya ini jurnal pertama buatannku, Maaf
jika terdapat kesalahan. Karena aku membuatnya berdasarkan hasil bacaan dari
beberapa referensi. Itupun ada 2 komponen di pendahuluan yang nggak aku masukan
yaitu bahasan Manfaat dan Batasan Masalah. Silahkan di baca_
Jurnal:
“Gempa Bumi di
Provinsi Aceh Pulau Sumatra, Indonesia”
Tri Mawaningsi[1],
Fisika C
Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Kampus: Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
E-mail: trimawaningsi@gmail.com
Abstrak
Tugas ini bertujuan membahas tentang gempa bumi yang terjadi
di Aceh dari proses kejadiannya, penyebab terjadinya dan dampak yang terjadi
akibat gempa bumi. Gempa berkekuatan 6,1 SR mengguncang provinsi Aceh di pulau Sumatera, Indonesia. Gempa
ini menewaskan sebanyak 39 orang dan melukai lebih dari 400 orang Lebih dari 3.000 rumah hancur. Gempa di Aceh memang lebih sering
disebabkan oleh aktivitas tektonik di samudera. Namun, gempa
daratan tak bisa diremehkan, gempa daratan
dengan magnitude yang tak begitu besar saja bisa sangat
merugikan bila tak diantisipasi. Gempa yang berpusat di samudera memang bisa
menimbulkan tsunami, tetapi gempa di daratan juga bisa menimbulkan longsor yang
dampaknya tak kalah parah. Akibat dari gempa bumi menyebabkan banyak dampak
negatif bangunan
roboh, kebakaran, jatuhnya korban jiwa, gangguan psikologis, permukaan tanah
menjadi merekat, jalan menjadi putus, tanah longsor akibat guncangan, dan
tsunami.
Kata kunci: Gempa
bumi, Aceh, Pulau Sumatera Indonesia, Tektonik, Samudera, Magnitude, Tsunami,
Longsor.
[1] Mahasiswa Pendidikan
Fisika UIN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi yang kita tempati memiliki banyak
rahasia alam yang tidak kita ketahui. Kita tidak pernah mengetahui
kejadian-kejadian yang akan terjadi di muka bumi ini. Banyak kejadian-kejadian
alam yang mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah satu kejadian alam yang
sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa bumi.
Gempa bumi merupakan suatu peristiwa yang
sangat sering terjadi di muka bumi ini. Salah satunya di Indonesia. Indonesia
adalah salah satu negara yang memiliki tingkat rawan bencana alam yang sangat
tinggi. Indonesia sendiri memiliki titik-titik gempa yang tersebar diseluruh
wilayah di Indonesia. Salah satu titik rawan
terdapat pada daerah aktif yaitu di lepas pantai
barat Sumatra.
Gempa bumi lazim terjadi di Sumatera karena
pulau ini berada di batas
konvergen tempat Lempeng
Sunda bersubduksi
di bawah Lempeng Indo-Australia.
Lempeng ini bergerak miring dengan kecepatan 60 mm per tahun dan komponen
belahan kanannya didorong oleh patahan strike-slip
di dalam pulau Sumatera, terutama di patahan besar Sumatera. Tahun 2004, Sumatera diterjang gempa bumi Sumatera–Andaman
dan tsunami yang menewaskan puluhan ribu orang di daerah itu dan 230.000 orang
di seluruh kawasan Samudra Hindia. Tahun
2009, gempa bumi dekat Padang menewaskan lebih dari 1.000 orang. Bulan April 2012, gempa
berkekuatan 8,6 SR menewaskan 5 orang di Aceh.
Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana
alam tersebut di Indonesia, tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi
berulang-ulang di negara kita. Gempa bumi sudah menghancurkan sebagian dari
wilayah Indonesia. Dan sudah banyak sekali
korban-korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Berarti gempa bumi sudah
menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini. Dan banyak dari
masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di muka bumi ini.
Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti serta memahami peristiwa-peristiwa
gempa bumi yang terjadi.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang di angkat pada jurnal ini
adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana proses kejadian gempa bumi di Aceh?
2.
Apa penyebab terjadinya gempa bumi di Aceh?
3.
Apa dampak yang terjadi akibat gempa bumi?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan
jurnal ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui proses terjadinya gempa bumi di Aceh.
2.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya
gempa bumi di Aceh.
3.
Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat gempa bumi.
DASAR TEORI
A. Pengertian Gempa
Gempa bumi
adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa
Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di
ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir
tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
B.
Penyebab Terjadinya
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa
lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang
mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng
tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.
Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang
memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung
berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan
kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental
Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Gambar
1: Lempengan Bumi
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin
dan bagian paling atas berada pada .kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini
terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini
sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga
dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal
sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir
padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga
kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya,
yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling
menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini
berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar
0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci,
sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu
saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan
tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa
bumi.
Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak
karena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut
bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau melewati
(transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat
maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar
menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat
tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam
waktu yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga
disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma
dalam bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan
penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya
menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan tersebut untuk keluar dari
dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan
divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang
mengakibatkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh
manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang
dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga nuklir atau
senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan guncangan pada
permukaan bumi sehingga terjadi gempa.
C. Jenis-jenis Gempa Bumi
Jenis gempa bumi dapat
dibedakan berdasarkan:
1. Berdasarkan Penyebab
a.
Gempa bumi tektonik, Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi
ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi
yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan
oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa tektonik yang kuat sering
terjadi di sekitar tapal batas lempengan-lempengan tektonik. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak
dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini
menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan-lahan. Gempa tektonik
kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lama tertimbun
tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya dibandingkan
dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa
yang merusak bangunan kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. Tenaga yang
dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori
dari tectonic plate (lempeng
tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian
besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang
khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng
tektonik yang menyusun kerak bumi.
b.
Gempa bumi tumbukan, Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh
ke bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi.
c.
Gempa bumi runtuhan, Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d.
Gempa bumi buatan, Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
e.
Gempa bumi vulkanik (gunung api), Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi.
Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.
Berdasarkan
Kedalaman
a.
Gempa bumi dalam, Gempa
bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di
bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
b.
Gempa bumi menengah, Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa
bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih
terasa.
c.
Gempa bumi dangkal, Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang
dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan
yang besar.
3. Berdasarkan
Gelombang/Getaran Gempa
a. Gelombang Primer, Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah
gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
b. Gelombang Sekunder, Gelombang sekunder
(gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti
gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik.
Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
4. Berdasarkan Jarak Episentrum
a.
Gempa Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan
pada permukaan bumi namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa berada.
Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya
dirasakan oleh wilayah setempat saja.
b.
Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan
pada permukaan bumi dan getarannya dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik
pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila memiliki kekuatan yang
cukup besar sehingga mengakibatkan guncangan yang kuat.
c.
Gempa Sangat Jauh: gempa yang guncangannya
dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang
sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang
sangat besar sehingga menimbulkan guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah
yang sangat luas.
5. Berdasarkan Bentuk Episentrum
a.
Gempa Sentral: gempa yang episentrumnya berupa
suatu titik. Gempa yang dirasakan pada daerah setempat.
b.
Gempa Linier: gempa yang episentrumnya berupa
suatu garis. Gempa ini dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah
daerah pusat gempa dan terus merambat hingga daerah berikutnya sehingga
membentuk suatu garis.
6. Berdasarkan Letak Episentrum
a.
Gempa Laut: gempa yang episentrumnya berada di
bawah dasar laut. Gempa ini terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah
dasar laut sehingga guncangan dan getarannya berada di dasar laut. Biasanya
gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.
b.
Gempa Darat: gempa yang episentrumnya berada di
permukaan bumi atau daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya berada di
bawah permukaan bumi dan berada pada lempeng benua.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Gempa Bumi
Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan gempa yang
berskala besar maupun gempa yang
berskala kecil. Besar kecilnya gempa itu dikarenakan beberapa faktor yaitu:
1.
Skala atau magnitude gempa. Yaitu kekuatan gempa
yang terjadi yang bukan berdasarkan lokasi observasi pada suatu daerah .
Magnitude gempa biasa dihitung tiap gempa terjadi dan dicatat oleh seismograf
yang dinyatakan dalam satuan Skala Ricther.
2.
Durasi dan kekuatan gempa. Yaitu lamanya
guncangan gempa yang terjadi pada suatau daerah dan kekuatan gempa yang terjadi
dengan melihat kerusakan pada daerah tempat terjadinya gempa bumi.
3.
Jarak sumber gempa terhadap perkotaan. Jarak
sumber gempa yang jauh dari perkotaan akan memungkinkan intensitas gempa
semakin rendah.
4.
Kedalaman sumber gempa. Yaitu kedalaman pusat
terjadinya gempa diukur dari permukaan bumi. Semakin dalam pusat gempa maka
semakin rendah kekuatan gempa yang terjadi.
5.
Kualitas tanah dan bangunan. Kualitas tanah yang
buruk akibat bangunan dapat
mengakibatkan serangan gempa bumi yang kuat.
6.
Lokasi perbukitan dan pantai. Pantai atau daerah
perbukitan merupakan daerah rawan gempa karena perbukitan dan pantai merupakan
daerah pertemuan lempeng. Sehingga dapat mempengaruhi besar kecil kekuatan
gempa berdasarkan hiposentrumnya.
E. Aktivitas Gempa Bumi Di Indonesia
Gambar 2:
Daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.
Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum pasifik dan
sirkum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu dari proses
pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi sehingga
mengakibatkan tumbukan antar lempeng terus terjadi dan membentuk suatu
pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan sikum mediterania ini bertemu di
wilayah Asia dan Indonesia merupakan salah satu negara yang berada diantara
jalur tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik, Amerika
Utara, Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat Indonesia
berada. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3
lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.
Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng
Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan lempeng
Pasifik yang cenderung bergerak ke barat.
Itulah yang membuat Indonesia berada pada daerah rawan bencana gempa
bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu Sumatra
terutama bagian pesisir barat, Jawa,
Sulawesi, Maluku dan Papua. Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa,
aktivitas gempa bumi di Indonesia dibagi menjadi 6 daerah aktivitas:
1.
Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR
mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu di
Halmahera, pantai utara Irian.
2.
Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan
magnitude 7 SR sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai
selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3.
Daerah
lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi. Yaitu di
pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.
4.
Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan.
Magnitude kurang dari 7 SR bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara,
Kalimatan bagian timur.
5.
Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR
jarang terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.
6.
Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa.
Yaitu daerah pantai selatan Irian, Kalimantan bagian barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Proses Kejadian
Indonesia
memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa yang terdahsyat
yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang Aceh dan sekitarnya
dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini mengakibatkan timbulnya tsunami
karena hiposentrumnya yang berada pada dasar laut. Selain itu masih di tempat
yang sama yaitu pada tanggal 2 Juli 2013, gempa berkekuatan 6,1 SR mengguncang provinsi Aceh di pulau Sumatera, Indonesia. Gempa ini menewaskan sebanyak 39 orang dan
melukai lebih dari 400 orang Lebih dari 3.000 rumah hancur.
Gambar 3: Geempa bumi di Aceh Juli
2013
Pukul 14:37 waktu setempat (07:37 UTC) tanggal 2 Juli 2013, gempa
berkekuatan 6,1 terjadi di kedalaman 10 kilometer (6.2 mil) dengan episentrum
di dekat ujung barat laut Sumatera, 55 kilometer (34 mil) di selatan Bireun. Gempa ini terjadi di patahan
Semangko. Gempa mengguncang selama kurang lebih 15
detik dan dapat dirasakan mulai dari ibu kota provinsi Banda
Aceh sampai Bener Meriah. Gempa begitu kuat
sampai-sampai memunculkan kekhawatiran masyarakat di Banda
Aceh, 320 mil (510 km) dari episentrum,
dan guncangannya terasa hingga Malaysia.
Sedikkitnya 15 gempa susulan terjadi. Tiga di antaranya berkekuatan 4,3, 5,5,
dan 5,2.
Gambar 4: Sebuah
rumah yang rusak akibat gempa di dataran tinggi Gayo
Peristiwa 3
Juli, jumlah korban tewas resmi versi pemerintah adalah 29 orang dan korban
cedera 420 orang, tetapi seorang pejabat resmi menyatakan bahwa sedikitnya 42
orang tewas. Kabupaten Bener
Meriah dan Aceh
Tengah adalah wilayah yang paling parah
kerusakannya akibat gempa. Di Bener Meriah, 14 orang tewas dan ratusan lainnya
luka-luka. Lebih dari 100 orang dilarikan ke rumah sakit dan 1.500 rumah hancur
di seluruh kabupaten ini. Sekian ratus orang tidur di luar rumah pada malam
hari tanggal 2 Juli karena khawatir terjadi gempa susulan. Seorang pejabat
mengatakan, "Terjadi beberapa gempa susulan kuat dan orang-orang tidak mau
pulang ke rumah, jadi mereka tidur di luar, namun persediaan tenda yang kami
miliki tidak mencukupi".
Di Aceh Tengah, 17 orang dilaporkan tewas. Sebuah masjid runtuh dan menewaskan enam anak dan
memerangkap 14 orang lainnya. Tim penyelamat menggali reruntuhan sepanjang
malam 2-3 Juli, tetapi gagal menemukan jenazah anak-anak tadi. Longsor terjadi
di daerah itu dan menghancurkan 1.600 rumah. Tanggal 3 Juli, pejabat setempat
mengatakan, "Masyarakat masih ketakutan, terutama setelah terjadi gempa
susulan malam sebelumnya. Tidak ada yang berani tidur di rumah. Semua orang
tidur di jalan atau lapangan parkir." Rumah sakit dipenuhi pasien sehingga
banyak tenda didirikan di luar untuk menangani korban yang lain.
Sebuah
pesawat dan helikopter pemerintah dikirimkan untuk membantu kepolisian dan tentara
setempat dalam upaya penyelamatan. Banyak jalan rusak akibat gempa atau
tertutup longsor, sehingga menghambat upaya penyelamatan. Ketiadaan listrik dan
sinyal telepon seluler menyulitkan komunikasi ke luar. Tiga truk penuh air
kemasan, makanan, dan persediaan lain dikirim ke kawasan ini. Badan mitigasi
bencana Aceh mengatakan bantuan akan disediakan setelah mereka mendapatkan data
yang lebih akurat tentang hal-hal yang diperlukan.
Tanggal 3 Juli, 40 miliar rupiah
(sekitar US$4 juta) digelontorkan untuk pemulihan daerah. Masa tanggap darurat
selama satu minggu, bisa diperpanjang jika perlu, diberlakukan di Bener Meriah.
Lima lokasi pengungsian berada di Bener Meriah dan 10 lokasi pengungsian
terdapat di Aceh Tengah.
B. Penyebab Terjadinya
Di Aceh, gempa memang lebih
sering disebabkan oleh aktivitas tektonik di samudera. Namun, gempa daratan tak
bisa diremehkan, gempa daratan dengan magnitude yang tak begitu besar saja bisa sangat
merugikan bila tak diantisipasi. Gempa yang berpusat di samudera memang bisa
menimbulkan tsunami, tetapi gempa di daratan juga bisa menimbulkan longsor yang
dampaknya tak kalah parah. Contoh nyata dahsyatnya gempa daratan adalah
gempa Tahiti bermagnitudo 7 yang menyebabkan ratusan ribu bangunan runtuh dan
menewaskan 200.000 jiwa. Ibnu mengatakan, sejak 1892, telah terjadi gempa
daratan dengan getaran mencapai VI MMI di sepanjang sesar Sumatera. Selain itu,
ada seismic gap, wilayah yang jarang mengalami gempa, yang perlu
diwaspadai. Untuk Aceh, ada tiga segmen yang wajib diwaspadai, yaitu Tripa,
Aceh, dan Seulimeum. Tak adanya gempa wajib diwaspadai sebab sewaktu-waktu
energi yang tersimpan di segmen itu bisa lepas menimbulkan gempa.
Di wilayah Toba, terdapat sesar aktif yang sudah selama 100 tahun belum
melepaskan energinya. Ada pula seismic gap di wilayah Musi, Sumatera
Selatan. Patahan
Sumatera telah dipelajari dan dipetakan secara sistematis. Untuk meminimalkan
dampak gempa, diperlukan aplikasi dari hasil studi tersebut.
C.
Dampak Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi
memiliki dampak negatif bagi manusia diantaranya kerusakan berat pada tempat
tinggal warga yang bertempat tinggal ditempat kejadian. Terutama apabila gempa yang
terjadi memiliki kekuatan yang besar. Banyak dari korban bencana kehilangan
tempat tinggal dan tempat berlindung. Selain itu gempa yang menyebabkan
banyaknya bangunan yang runtuh akan mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan
akibat tertindih bangunan.
Selain
kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak negative bagi psikologis korban
yang mengalami bencana. Beberapa dari korban juga akan mengalami trauma atas
kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat berdampak bagi perekonomian negara
karena secara tidak langsung negara perlu mengeluarkan banyak biaya untuk
mengatasi korban-korban bencana alam baik dari pangan maupun sandang. Tenaga
medis dan fasilitasnyapun sangat diperlukan untuk mengatasi dampak dari bencana
tersebut. Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar tsunami
apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan memiliki
kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak semua benda yang
dilaluinya dan membawa semua material-material kedalam.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
tujuannya, maka di peroleh kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1.
Gempa berkekuatan 6,1 SR mengguncang provinsi Aceh di pulau Sumatera,
Indonesia. Gempa
ini menewaskan sebanyak 39 orang dan melukai lebih dari 400 orang Lebih dari
3.000 rumah hancur.
2.
Gempa di Aceh disebabkan oleh aktivitas
tektonik di samudera. Namun, gempa daratan tak bisa diremehkan, gempa daratan
dengan magnitude yang tak begitu besar saja bisa sangat merugikan bila tak
diantisipasi. Gempa yang berpusat di samudera memang bisa menimbulkan tsunami,
tetapi gempa di daratan juga bisa menimbulkan longsor yang dampaknya tak kalah
parah.
3.
Akibat dari gempa bumi menyebabkan banyak
dampak negatif bangunan
roboh,
kebakaran,
jatuhnya korban jiwa,
gangguan psikologis, permukaan tanah menjadi merekat,
jalan menjadi putus,
tanah longsor akibat guncangan,
dan tsunami.
B. Saran
Masyarakat
harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering terjadi di Indonesia
dan pemerintah juga harus sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan serta
pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa yang
harus mereka lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa
bumi.
DAFTAR PUSTAKA
http://sains.kompas.com/read/2013/07/03/1423284/Antara.Gempa.Aceh.Juli.2013.dan.Gempa.Yogyakarta.2006
1 comments:
Thanks for info, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2oK68z4
Posting Komentar