Model Pembelajaran active debate (debat aktif)

Januari 03, 2013 0 Comments

Nhingz, BLOG--Debat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu seterusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.
Debat aktif
Tujuan model pembelajaran ini yaitu membuat pembelajaran yang menarik dan sekaligus mengaktifkan siswa banyak sekali caranya. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan model debat aktif. Model pembelajaran debat aktif merupakan modifikasi dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus.
Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini yaitu:
1.      Kembangkanlah sebuah pernyataan yang controversial yang berkaitan degan materi perkuliahan (Contohnya: “Tidak ada keharusan mendirikan sebuah Negara islam”).
2.      Bagi kelas kedalam dua tim. Mintalah satu kelompok yang “pro” dan kelompok lainnya yang “kontra”.
3.      Berikutnya, buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-masing kelompok debat. Misalnya, dalam kelas dengan 24 orang mahasiswa. Anda apat membuat tiga sub kelompok “pro” dan tiga kelompok yang “kontra” yang masing-masing terdiri dari empat orang. Setiap sub kelompok diminta pengembangan argument yang mendukung masing-masing posisi, atau menyiapkan urutan daftar argument yang bisa mereka diskusikan dan seleksi. Di akhir diskusi, setiap sub-kelompok memilih seorang juru bicara.
4.      Siapkan dua sampai empat kursi (tergantung pada jumlah sub kelompok yang ada) untuk para jurubicara pada kelompok “pro” dan jumlah kursi yang sama untuk kelompok yang “kontra”. Mahasiswa yang lain duduk di belakang para juru bicara. Mulailah debat dengan para juru bicara mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argument pembuka.
5.      Setelah mendengarkan argument pembuka, hentikan debat dan kembali ke sub-kelompok. Setiap sub-kelompok untuk mempersiapkan argument mengkaunter argument pembuka dari kelompok lawan. Setiap sub-kelompok memilih juru bicara, usahakan yang baru.
6.      Lanjutkan kembali debat. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan kaunter argument. Ketika debat berlangsung, peserta yang lain didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argument atau bantahan. Minta mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing argument dari para wakil kelompok.
7.      Pada saat yang tepat akhiri debat. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang, buatlah kelas melingkar. Pastika bahwa kelas berintegrasi dengan meminta mereka duduk berdampingan dan mereka berada sebagai kelompok lawan. Diskusikan apa yang mehasiswa pelajari dari pengalaman debat tersebut. Minta mahasiswa untuk mengidentifikasi argument yang paling baik menurut mereka. 
Kelebihan dan kelemahannya sebagai berikut:
Kelebihan:
1.      Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
2.      Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
3.      Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
Kelemahan:
1.      Ketika menyampaikan pendapat saling berebut
2.      Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi
3.      Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
                                                                                      ***

Nhingzhdt

Saya adalah seorang individu yang sedang berusaha mengejar tujuan untuk menjadi sukses, dan berharap hal itu segera terealisasi. Aktivitas saya sehari-hari sebagai seorang guru mata pelajaran IPA, saya mempunyai dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan dan semoga menjadi teladan bagi murid saya.

0 comments: