Hadiah darinya
Nhingz, BLOG--Pada hari selasa, 29 Desember 2009 aku genap berusia 16 tahun. Di hari itu aku bahagia bangat, sebab itu merupakan hari yang diimpikan umumnya manusia terutama aku yaitu bertambahnya umur.Hadiah darinya |
"Ya
Allah terimah kasih atas nikmat yang telah Engkau berikan kepada hamba. Hamba
berharap semoga untuk kedepannya hamba bias bertemu lagi dihari yang seperti
ini. Aaaaamiiiiin..” Pintaku.
Tak lama kemudian, handphoneku berdering mengagetkanku. Saat aku mengangkat telepon, aku agak malas githu mengangkatnya. Soalnya yang menelpon aku itu nomor baru. Yang bikin aku bete’ lagi, dia menanyakan orang yang namanya Intan. Berhubung di kozhku nggak ada yang namanya Intan, akupun memberikan tahukan ke dia, kalau dia salah sambung.
Tak lama kemudian, handphoneku berdering mengagetkanku. Saat aku mengangkat telepon, aku agak malas githu mengangkatnya. Soalnya yang menelpon aku itu nomor baru. Yang bikin aku bete’ lagi, dia menanyakan orang yang namanya Intan. Berhubung di kozhku nggak ada yang namanya Intan, akupun memberikan tahukan ke dia, kalau dia salah sambung.
Sekitar
jam 09.05, handphoneku bergetar menandakan ada Inbox. Ternyata itu dari
teman-teman kelasku. Trus aku answer
saja dengan ucapan terimah kasih.. Oh yah, aku lupa kasih tahu kalau hari ini
hari libur, makanya teman-temanku sms saja. Walaupun hanya sms, aku bahagia
kok, karena mereka masih mengingatnya.
Tapi
dibalik kebahagiaan ini, kayanya ada yang kurang deh.
“Kenapa Reza nggak sms atau Tlp. Aku yah? Apa dia tidak ingat
dengan hari Ultahku? Pikirku.
Tiba-tiba
saja aku teringat dengan kejadian sabtu kemarin, dimana ada salah sekolah dari
kota lain yang study tour kesekolahku. Kebetulan aku adalah anggota osis
sekaligus sebagai panitia juga dalam acara tersebut. Jadi, sempat ngobrol
banyak dengan salah satu siswa dari sekolah itu, katakanlah namanya Dhanil.
Dhanil butuh penjelasan tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang ada
disekolahku, akupun menjelaskannya sambil berjalan mengelilingi halaman
sekolah, melihat lapangan basket, lapangan volley dan lapangan Sepak bola. Dan
ketika melintasi lapangan sepak bola, aku dan Dhanil dihampiri oleh Reza dan
teman-temannya.
***
“Aku
nggak suka kamu dekat dengannya.” Katanya sambil menarikku menjauh dari Dhanil
“Tapi,
aku kan… hanya menjalankan tugasku sebagai panitia..” jawabku terbata-bata.
“Pokoknya
aku nggak suka!” tegasnya (Melepaskan tanganku dari tangannya dan kemudian
mengajak teman-temannya untuk pergi)
Dan
setelah itu, akupun kembali menemui Dhanil, untuk meminta maaf dan mengajaknya
untuk bergabung dengan teman-teman yang lainnya.
Apakah
Reza masih marah sama aku gara-gara hal itu? Hal itu pentingkah
dipermasalahkan? Tanyaku dalam hati..
Haripun
semakin gelap, tapi rasa inipun makin mendebar, menjerumusi, melintasi dan
menguasai kepalaku dengan pikiran aneh tentangnya.
“Apa
dia nggak sayang sama aku? Apa dia bosan? Atau dia mau putus? Tapi mengapa sih
dia tidak mengingat sedikitpun hari ultahku?
Tak
lama kemudian, tiba-tiba Haris satu Kozhku memanggil aku untuk keluar teras.
Akupun menanggapinya dan menanyakan untuk apa aku harus keluar. Dia
memberitahukan bahwa ada yang mau menemuimu. Kemudian aku balik bertanya, siapa
orang itu. Tapi dia malah menjawab tidak tahu dengan alas an baru dilihat itu
mukanya.
Akhirnya
akupun keluar ke teras (ruang tamu anak koz-kozan). Aku sedikit terkejut,
soalnya yang dating adalah Reza.
“Ohh,
kamu. Hmmm, dasar Haris pembohong. Katanya nggak kenal padahal satu
ruangannya.” Cetusku.
Reza
hanya tersenyum melihatku.
Tak
lama kemudian, ia berkata:
“Maaf
yah? Aku yang suruh…. Hehehehe
“Nggak
pa pa…” datarku.
“By
the way, kamu nggak marah kan? Karena aku ngelarang kamu dekat dengan dhanil
kemarin. Ingat yah, aku nggak suka. Cemburu dikit…” Ungkapnya
“Nggak
kok…”balasku
“Hmmm,
hari ini kayanya ada yang ultah deh. Kamu mau dibeliin apa?” tanyanya
“Nggak
ada. Kamu mengingat sudah buat aku senang kok..” jawabku
Tak
lama kemudian, Reza mengeluarkan kresek dari bagasi motornya. Kemudian kembali
keteras sambil mengeluarkan sebuah kado yang tertata rapid an memberikannya
padaku.
“Happy
Birthday Eaa ayhank!!” ucapnya.
“Kenapa
repot-repot sih,, Btw makasih banyak yah..” balasku.
Oh
yah, Reza juga tidak lupa mejelaskan kalau yang menelpon tadi pagi yang
menanyakan nama Intan adalah dia. Ceritanya mau ngerjain, tapi nggak jadi.
Karena dia takut aku marah.
Setelah
itu, Reza pamit pulang, karena ada urusan keluarga yang mau diselesaikan.
Kemudian aku kembali kekamar. Dan berhubung aku penasaran apa isi dari kado
itu, akhir aku membukanya. So_ isi dari kado itu adalah sweatter coklat.
0 comments:
Posting Komentar