Berwisata Saat musim Dingin
Nhingz,BLOG--KEBANYAKAN bangsa “tropis”, pergi ke suatu negara pada
musim dingin pasti agak kerepotan. Padahal, tinggal cari tahu seberapa
dingin tempat tersebut. Untuk mengetahui seberapa dingin tempat tujuan
bisa dicari di situs cuaca, lalu sesuaikan dengan pakaiannya.
Kalau
kita tahu, sebenarnya tidak perlu membawa terlalu banyak baju, yang
membuat tas jadi terasa berat. Namun bisa diakali dengan memilih baju
sesuai fungsi dan bahannya.
Berikut kiat jitu membantu Anda memilih pakaian saat musim dingin:
Long john
Long
john atau thermal underwear adalah pakaian lapis pertama yang menempel
di kulit, atau setelah pakaian dalam. Pakaian ini terbuat dari katun
atau kadang dicampur dengan bahan polyester, atau wol sehingga dapat
menahan suhu tubuh agar tetap hangat.
Bentuknya baju lengan
panjang agak ketat dan celana panjang ketat semacam legging. Ada juga
long john satu potong, bagian atas dan bawah menyambung seperti baju
bayi, dengan deretan kancing di bagian depan.
Bila temperatur
tidak terlalu dingin, dengan memakai long john jika Anda tidak
membutuhkan jaket atau sweter tebal, sehingga lebih praktis saat
berkemas.
Jaket
Bila long john masih
kurang hangat, siapkan jaket. Sebaiknya jaket jangan asal tebal, tapi
perhatikan bahannya. Beberapa jaket terlihat tidak tebal, tapi sangat
hangat.
Biasanya jaket jenis ini bagian dalamnya berisi bulu
angsa (swan feather). Anda bisa mengecek bahan dari labelnya, seberapa
banyak persentase bulu angsa dalam jaket tersebut.
Jaket musim
dingin kadang terlihat besar karena dijahit “menggelembung”, tapi
lagi-lagi perhatikan bahannya di label. Bila terbuat dari dacron, kurang
hangat dibanding bulu angsa. Pilihan lain adalah jaket dari kulit,
flanel, atau wol tebal, tapi ini untuk temperatur belasan derajat
celsius saja.
Panjang jaket juga beragam, ada yang seukuran
pinggang atau pinggul, ada yang selutut (overcoat). Tergantung Anda,
lebih nyaman pakai yang mana.
Sweter atau pullover
Di
tempat bertemperatur rendah, seringkali dibutuhkan beberapa lapis
pakaian. Jaket biasanya digunakan saat ke luar ruangan, sementara saat
di dalam ruangan, pakaian lapis kedua adalah sweter atau pullover.
Bila
temperatur minus, bisa juga jaket dan sweter dipakai bersamaan. Baju
hangat lengan panjang ini umumnya terbuat dari wol, dengan atau tanpa
turtle neck.
Beberapa sweter dibuat dengan teknik rajut,
sehingga ketebalannya tidak cocok untuk daerah berangin, karena
lubang-lubang kecil di sela-sela rajutan. Bila wol dianggap terlalu
tebal, pilih yang berbahan fleece.
Bawahan
Sebaiknya
hindari pemakaian jins di daerah dingin, karena bahan jins bisa jadi
tidak membuat hangat, malah berat karena basah terkena salju dan susah
keringnya. Akan lebih baik memakai celana yang terbuat dari kain tebal
atau wol. Untuk sepatu, bot adalah pilihan terbaik.
Jika tidak,
pakailah sepatu tertutup dan kenakan kaus kaki atau stoking. Karena
salju itu licin, pilihlah sepatu hiking karena bagian alasnya bergerigi,
sehingga tidak mudah selip.
Kaus kaki pun ada yang terbuat dari
bahan tebal dengan model jahitan khusus yang membuat kaki terasa hangat
dan nyaman, contohnya kaus kaki untuk tracking.
Aksesori
Beberapa
aksesori yang sebaiknya disiapkan adalah syal, topi, penutup telinga,
dan sarung tangan. Syal di sini bukan syal gaya berupa selembar kain
atau rajutan panjang yang sedang ngetren di Indonesia, tetapi syal yang
berfungsi untuk menghangatkan.
Biasanya terbuat dari wol yang
lumayan tebal, dan cukup panjang untuk dililitkan beberapa lapis di
leher. Topi memang berfungsi untuk menghangatkan kepala, tapi ada
baiknya memilih topi wol yang juga bisa digunakan untuk menghangatkan
telinga. Karena telinga adalah bagian tubuh yang sangat rentan dengan
hawa dingin.
Alternatif lain adalah penutup telinga, yang
bentuknya seperti ear phone, di mana bagian penutup telinganya terbuat
dari wol atau bahan sintetis.
Untuk sarung tangan, pilih yang
benar-benar lekat di jari sehingga tidak menyulitkan gerakan. Pilih
bahan yang terbuat dari kulit, wol, maupun fleece.
Sumber: Okezone.com
0 comments:
Posting Komentar