Arsitektonik Kerak Bumi
Nhingz, BLOG--Postingan kali ini tentang, Arsitektonika Kerak Bumi, Berikut ini:
A.
Pengertian
Litosfer atau Kerak Bumi
Kata
lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu “lithos” artinya batuan, dan “sphera” artinya bola. Lapisan lithosfer yaitu lapisan kerak
bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200
km. Lapisan ini terdiri atas zat padat yang dinamakan batuan, yang secara umum
terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Lapisan
atas yang disebut lapisan katamorphisma, yang terdiri atas lapisn batuan yang
mengalami pelapukan.
2) Lapisan
bawah yang disebut lapisan metamorphisma, yang terdiri atas batuan yang telah
mengalami pengerasan.
Lithosfer
atau kerak bumi merupakan lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan
dengan ketebalan 1200 km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3. Unsur-unsur kimia
utama pembentuk lithosfer adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%),
Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na)
(2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%). Temperatur lithosfer
meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak
menyentuh angka 200-400 oC. Kerak
dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena
konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng
tektonik yang bergerak. Temperatur
meningkat 30 oC setiap km, namun gradien panas Bumi akan semakin
rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
B.
Batuan
Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun dari tiga macam batuan yaitu Batuan
Beku (Igneous Rock), Batuan Sedimen (Sedimentary Rock), Batuan Malihan
(Metamorf). Proses terbentuknya ketiga macam batuan tersebut berbeda-beda.
Induk dari ketiga macam batuan tersebut adalah magma. Magma adalah larutan
silikat yang cair dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah
batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan
sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan
beku.Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi
tiga macam, yaitu:
2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan
batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan.
Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan
ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian
terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang
menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen.
3. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan adalah
batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi,
sehingga berbeda dari batuan induknya terbentuk karena terjadinya penambahan
suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada
batuan sedimen.
C. Lapisan –
Lapisan litosfer
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu :
1. Lapisan sial (silisium alumunium) yaitu lapisan
kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam
bentuk SiO2 dan AL 2 O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara
lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan
kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km.Kerak bumi ini terbagi
menjadi dua bagian yaitu:
a. Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri
dari batuan granitdi bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya.
Kerak ini yang merupakan benua.
b. Kerak
samudra, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian
atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah
tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar
samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan
kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk
senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari
pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan
mepunyai ketebalan rata rata 65 km.
D. Teori
Terbentuknya Kulit Bumi
Kulit bumi dari waktu ke waktu selalu mengalami
perubahan. Hal ini telah menjadi bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap
proses perubahan dan perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang dan prediksi
pada masa yang akan datang. Adapun berbagai teori terbentuknya kulit bumi yang
dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.
1.
Teori kontraksi
(Contraction theory)
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates
(1596-1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut
yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian
permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. Teori
kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant
(1852).
2.
Teori dua benua
(Laurasia-Gondwana theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri
atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan
Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak
perlahan ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua
benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika
Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika
Selatan. Teori Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess
pada 1884.
3.
Teori
pengapungan benua (Continental drift theory)
Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred
Wegener pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu
benua maha besar yang disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian
terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang
sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju
equator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai
Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan
batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.
4. Teori konveksi (Convection theory)
Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur
Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz,
menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar
terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya,
sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut
akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan
kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic
theory)
Lapisan bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar
dan kaku berada pada suatu lapisan yang plastik atau cair. Hal ini
mengakibatkan lapisan permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan
selalu bergerak sesuai dengan gerakan yang berada di bawahnya. Keadaan inilah
yang melatarbelakangi lahirnya teori Lempeng Tektonik. Teori lempeng tektonik
dikemukakan oleh Tozo Wilso. Berdasarkan teori ini, kulit bumi atau litosfer
terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer,
Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh
arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng
tektonik kulit bumi. Litosfer sebagai lapisan paling luar dari badan bumi,
bagaikan kulit ari pada kulit manusia dan merupakan lapisan kerak bumi yang
tipis. Prinsip teori tektonik lempeng adalah kulit bumi terdiri atas
lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk tidak beraturan. Dinamakan lempeng
karena bagian litosfer mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal
(panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertikal
(ketebalan).Lempeng ini terdiri atas lempeng benua (tebal sekitar 40 km) dan
lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng tersebut berada di atas
lapisan astenosfer dengan kecepatan rata-rata 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta
tahun. Atmosfer merupakan suatu lapisan yang cair (kental) dan sangat panas.
Panasnya cairan astenosfer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi
untuk menggerakkan lempeng-lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan ini
dinamakan tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk di permukaan
bumi. Di bumi ini litosfer terpecah-pecah menjadi sekitar 12 lempeng.
0 comments:
Posting Komentar