Kisah masuk Islamnya Astronot Amerika Neil Armstrong
Asyhadu an laa Illallaah... asyhadu an la illallaah...
Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah...
Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah..........
Hayya alasshalaah... hayya alasshalaaah...
Hayya alal falah... hayya alal Falah...
Allaahu Akbar... Allaahu Akbar...
La Ilaaha Illallah...
Nhingz, BLOG--Ketika Neil mendengar kumandang adzan ini, ada sesuatu yang menyeruak menembus sanubararinya, dia tidak tahu apa itu, tetapi dia merasa hal itu seolah tidak asing baginya.
Ini kali pertama ia mengunjungi kairo, atau pertama kalinya dia mengunjungi sebuah negeri islam dalam rangka berwisata mencari hiburan dan mengembalikan kesegaran setelah penat menghadapi rutinitas pekerjaan.
Sampailah Neil bersama wisatawan lain yang datag bersamanya kesebuah hotel yang terletak ditengah-tengah kota kairo, setelah beres mengurus registrasi dengan tertatih ia pergi menuju kamarnya untuk beristrahat setelah letih menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Amerika menuju Kairo mMesir.
Dan ketika dia berbaring di ranjang, dia mendengar kumandang adzan. Ini bukan pertama kalinya ia mendengarnya, Neil berpikir keras dimana dia dmendengarnya sebelumnya? Neil terus berusaha mengingat, teteapi dia tetap tidak mampu menemukan jawabannya.
Kemudian ia duduk, bangkita dan berjalan menuju kamar kecil, kemudian perghi mengambil makanan fast food sebelum turun untuk makan malam di lantai dasar.
Di ruang makan ketika dia sedang mengunyah sisa makanannya sambil ngobrol bersama dua orang temannya, kembali terdengar kumandang adzan dari salah satu menara mesjid yang banyak tersebar di kairo, ia pun lantas terdiam, mencoba menyimak dan menghayati lantunan kalimat-kalimat adzan yang didengarnya.
Kemudian ia berseru memanggil salah seorang pelayan yang ada disitu dan bertanya dengan bahasa inggris, "Apakah kamu bisa berbahasa inggris?
Si pelayan menjawab, "Bisa sedikit tuan."
Neil tersenyum dan berkata, "Seruan apa yang barusan tadi terdengar?"
Pelayan tadi menjawab, "Sorry saya tidak mengerti maksud tuan."
Neil berkata, "Allahu Akbar.. Allhu Akbar."
Pelayan tadi memberi isyarat bahwa dia mengerti maksudnya tadi, kemudian dia berkata, "itu panggilan untuk shalat, panggilan ditujukan kepada seluruh kaum muslimin pergi kemasjid untu melaksanakan shalat yang dilakukan lima kali sehari."
Neil pun mengucapkan terima kasih atas penjelasannya. Kemudian melanjutkan makan malamnya dengan duduk diam tanpa berkata apapun, tiba-tiba dia bangkit dan meninggalkan temannya lalu naik menuju kamarnya smabil berpikir, pasti aku mendengarnya di salah satu film yang pernah aku tonton, sejenak dia berhenti berpikir, ataupun mungkin ditempat lain? pikirnya lagi.
Ah tidah, bukan dalam film, aku mendengarnya dengan telingaku sendiri menggema di uadra, dimanakah gerangan? Sampai dia beranjak tidur ini masih berputar dikepalanya.
Ketika fajar menyingsing, Neil terbangun oleh suara adzan yang berkumandang membelah angkasa...Allahu Akbar... Allahu Akbar....
Dia pun segera bangkit, duduk ditepi ranjang seraya mengerahkan se degenap perhatiannya untuk mendengarkan suara itu, bersamaan dengan berakhirnya kumandang adzan, Neil teringat kembali bayangan tiga puluh tahun silam yang masa lalu merupakan masa gemilang dalam hidupnya. Ketika itu dia mengendarai pesawat luar angkasa milik USA, Apollo, yang merupakan pesawat pertama dalam sejarahyang mampu mendarat di bulan. "Ya, disanaklah aku mendengar seruan ini untuk pertama kalinya dalam hidupku."Pikirnya.
Kemudian dia berseru dalam bahasa inggris tanpa sadar, "Wahai Tuhan Yang Maha Suci, Ya Tuhan, benar aku ingat bahwa disanalah, dipermukaan dibulan itu aku dengar seruan itu untuk pertama kalinya dalam hidupku, dan disini, di Kairo, aku mendengarnya di bumi.
Kemudian dia membaca sesuatu dan berusaha untuk kembali tidur, tetapi ia tidak bisa, diambilnya sebuah buku dari dalam tasnya dan mulai menbacanya untuk merintang waktu hingga pagi menjelang, dia membaca tetapi pikirannya melayang entah kemana dan dia sama sekali tidak mengerti isi buku yang dibacanya.
Dalam hatinya dia berharap untuk mendengar lagi seruan itu. Hingga pagi dia membaca seperti itu dengan harapan akan kembali mendengar seruan adzan, tetapi seruan yang ditunggu tak kunjung didengar.
Akhirnya dia bangkit dan pergi kekamar kecil dan mencuci mukanya dengan cepat lalu turun keruang makan untuk sarapan. Setelah itu dia pergi bersama sekelompok wisatawan untuk berkeliling, sementara itu seluruh panca inderanya dipasang untuk menantikan saat dimana ia kan kembali mendengar lantunan seruan yang menggugahnya itu. Dia ingin meyakinkan dirinya sebelum memberitahukan ke yang lain tentang pentingnya hal ini.
Kemudian rombongan memasuki sebuah museum Fir'aun dan di saat itu ia kembali mendengar kumandang adzan yang mengalun merdu dengan irama yang indah dari sebuah penggeras suara di museum, dia meninggalkan rombongan dan berdiri disamping penggeras suara itu sambil memperhatikan dengan seksama, di pertengahan adzan ia berseru memanggil temannya, "Hei, kesini, dengarkan suara ini."
Teman-temanya datang menghampirinya sambil menahan senyum dan mereka terlihat heran.Ketika salah seorang kelihatan akan berbicara dia memberi isyarat kepadanya agar diam dan mendengarkan seruan itu, barulah setelah adzan selesai, Neil bertanya kepada mereka, "Apakah kalian mendengarnay?"
"Ya", jawab mereka.
"Tahukah kalian di mana aku pernah mendengarnya sebelum ini? Aku mendengarnya dipermukaan bulan pada tahun 1969."
Berserulah teman dekatnya, "Mr. Armstrong, mari kita kesana untuk berbicara sebentar." Kemudian mereka berdua pergi kesalah satu sudut dan mulai bercakap-cakap tentang perasaan yang aneh, tak lama kemudian Neil meninggalkan rombongannya dan mencegat taksi untuk pulang kehotel, di wajahnya terlihat kemarahan dan emosi berkecamuk. Bagaimana mungkin dia berkata bahwa aku mengada-ada dan aku telah gila? Pikirnya.
Neil berdiam dikamarnya selama dua jam sambil berbaring di atas ranjangnya dan menunggu-nunggu mu'adzim menyerukan kembali.
Allahu Akbar.... Allahu Akbar....
Neil bangkit dari posisinya, berdiri lalu membuka jendela dan untuk kesekian kalinya memperhatikan seruan itu, kemudian dia berseru, "Tidak, aku belum gila, aku tidak gila, aku bersumpah demi Tuhan bahwa inilah yang aku dengar dari permukaan bulan."
Neil turun keruang makan agak terlambat agar tidak bertemu dengan temannya.
Hari berlalu, dan masa wisatanya berakhir dengan cepat. Neil sengaja menghindari semua teman-temannya, hingga mereka kembali ke Amerika.
Di Amerika Neil berusaha untuk mendalami Agama Islam, setelah beberapa lama dia mengumumkan keislamannya, dan mengungkapkannya dalam suatu wawancara bahwa dia menyatakan masuk islam karena dia telah mendengar kumandang adzan dengan telinganya sendiri dipermukaan bulan.
Asyhadu an laa Illallaah... asyhadu an la illallaah...
Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah... asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah..........
Hayya alasshalaah... hayya alasshalaaah...
Hayya alal falah... hayya alal Falah...
Allaahu Akbar... Allaahu Akbar...
La Ilaaha Illallah...
Tak lama kemudian datanglah sepucuk surat dari NASA, berisi keputusan tentang pemecatan dari perkerjaan, pendeknya NASA berlepas diri dan tidak mau membantu astronot yang pertama mendarat dibulan itu, karena dia menyatakan diri masuk islam,dan menyangkal tentang terdengarnya adzan di permukaan bulan
.
.
Neil Armstrong berseru dalam sebuah majalah mempertanyakan pertanggung jawaban mereka perihal keputusan pemecatannya, "Memang aku kehilangan pekerjaanku, tetapi aku menemukan Allah SWT."
Sumber: Al-Qahthani, Muh. Saleh. 2004. Kisah-kisah Nyata Menggugah Qalbu. Jakarta timur: Pustaka Qalami...
0 comments:
Posting Komentar