Ciri-Ciri pembelajaran yang Efektif
Nhingz, BLOG--Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang mengikuti prinsip-prinsip
belajar-mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam
membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan
dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam
membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi
guru bertangung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong
prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang
hayat. Berikut dikemukakan ciri-ciri Kegiatan Belajar Mengajar yang
memberdayakan potensi siswa.
A. Pembalikan Makna Belajar
Makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan
informasi dari sumber informasi (guru dan buku pelajaran). Akibatnya,
guru masih memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer
informasi dari guru ke siswa. Guru perlu melakukan pembalikan makna dan
hakikat belajar. Pada pandangan dan paradigm ini, makna dan hakikat
Belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap
informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat
dilakukan sendiri oleh siswa atau Bersama orang lain. Proses itu
disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan
siswa. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi
bentukan guru.
Akibat logis dari pengertian belajar di atas, maka mengajar merupakan
kegiatan partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa. Partisipasi
tersebut dapat berwujud sebagai bertanya secara kritis, meminta
kejelasan, atau menyajikan situasi yang tampak bertentangan dengan
pemahaman siswa sehingga siswa ‘terdorong’ untuk memperbaiki
pemahamannya. Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa, yaitu
membangun pemahaman, maka partisipasi guru jangan sampai merebut
otoritas atau hak siswa dalam membangun gagasannya. Dengan kata lain,
partisipasi guru harus selalu menempatkan pembangunan pemahaman itu
adalah tanggung jawab siswa itu sendiri, bukan guru. Misal, bila siswa
bertanya tentang sesuatu, maka pertanyaan itu harus selalu dikembalikan
dulu kepada siswa itu atau siswa lain, sebelum guru memberikan bantuan
untuk menjawabnya. Seorang siswa bertanya, “Pak/Bu, apakah tumbuhan
punya perasaan?” Guru yang baik akan mengajukan balik pertanyaan itu
kepada siswa lain sampai tidak ada seorang pun siswa dapat menjawabnya.
Guru kemudian berkata, “Saya sendiri tidak tahu, tetapi bagaimana jika
kita melakukan percobaan?”
B. Berpusat pada Siswa
Siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda dalam minat,
kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Siswa tertentu
lebih mudah belajar dengan cara dengar-baca, siswa lain lebih mudah
dengan melihat (visual), atau dengan cara kinestetika (gerak). Oleh
karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran,
waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai
karakteristik siswa. KBM perlu menempatkan siswa sebagai subyek belajar.
Artinya KBM memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi
belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa. KBM perlu
mendorong siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Kata lain
yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah siswa belajar sesuai
dengan gaya belajarnya bukan mengikuti gaya belajar guru.
C. Belajar dengan Mengalami
KBM perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan
atau dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan
prinsip ilmu yang dipelajari. Karena itu, semua siswa diharapkan
memperoleh pengalaman langsung melalui pengalaman indrawi yang
memungkinkan mereka memperoleh informasi dari melihat, mendengar,
meraba/menjamah, mencicipi, dan mencium. Dalam hal ini, beberapa topik
tidak mungkin disediakan pengalaman nyata, guru dapat menggantikannya
dengan model atau situasi buatan dalam wujud simulasi. Jika ini juga
tidak mungkin, sebaiknya siswa dapat memperoleh pengalaman melalui alat
audio-visual (dengar pandang). Pilihan pengalaman belajar melalui
kegiatan mendengar adalah pilihan terakhir. Pada saat ini sudah
disosialisasikan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa
untuk mengalami yaitu model CTL.
D. Mengembangkan Keterampilan Sosial, Kognitif, dan Emosional
Siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat
mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain atau guru. Dengan kata
lain, membangun pemahaman akan lebih mudah melalui interaksi dengan
lingkungan sosialnya. Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan
terhadap pemahaman siswa melalui diskusi, saling bertanya, dan saling
menjelaskan. Interaksi dapat ditingkatkan dengan belajar kelompok.
Penyampaian gagasan oleh siswa dapat mempertajam, memperdalam,
memantapkan, atau menyempurnakan gagasan itu karena memperoleh tanggapan
dari siswa lain atau guru. KBM perlu mendorong siswa untuk
mengkomunikasikan gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada siswa lain,
guru atau pihak-pihak lain. Dengan demikian, KBM memungkinkan siswa
bersosialisasi dengan menghargai perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan,
prestasi) dan berlatih untuk bekerjasama. Artinya, KBM perlu mendorong
siswa untuk mengembangkan empatinya sehingga dapat terjalin saling
pengertian dengan menyelaraskan pengetahuan dan tindakannya.
E. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah Ber-Tuhan
Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah
ber-Tuhan. Rasa ingin tahu dan imajinasi merupakan modal dasar untuk
bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Sementara, rasa fitrah
ber-Tuhan merupakan embrio atau cikal bakal untuk bertaqwa kepada Tuhan.
KBM perlu mempertimbangkan rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah
ber-Tuhan agar setiap sesi kegiatan pembelajaran menjadi wahana untuk
memberdayakan ketiga jenis potensi ini.
F. Belajar Sepanjang Hayat
Siswa memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk bias bertahan
(survive) dan berhasil (sukses) dalam menghadapi setiap masalah sambil
menjalani proses kehidupan sehari-hari. Karena itu, siswa memerlukan
fisik dan mental yang kokoh. KBM perlu mendorong siswa untuk dapat
melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya baik kelebihan maupun
kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa yang telah
dianugerahkan Tuhan YME kepadanya. Demikian pula KBM perlu membekali
siswa dengan keterampilan belajar, yang meliputi pengembangan rasa
percaya diri, keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama supaya
mendorong dirinya untuk senantiasa belajar, baik secara formal di
sekolah maupun secara informal di luar kelas.
G. Perpaduan Kemandirian dan Kerjasama
Siswa perlu berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritasnya.
KBM perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
semangat berkompetisi sehat untuk memperoleh penghargaan, bekerjasama,
dan solidaritas. KBM perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan
siswa bekerja secara mandiri.
***
0 comments:
Posting Komentar