Aliran-aliran Pendidikan

Mei 11, 2012 0 Comments

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pandangan Islam, pendidikan sangat mempengaruhi dalam memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan kewajiban bagi pria dan wanita dan berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang.
Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia. Dalam hal ini Dewey berpendapat bahwa, pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity of life), salah satu fungsi sosial (a sosial function), sebagai bimbingan (a divertion), sebagai sarana pertumbuhan (a means of grouth), yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.
Dengan demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan sejalan dengan dinamika serta perubahan-perubahan yang terjadi. Sebagai akibat logisnya, maka pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dan kajian baik secara konseptual dan operasionalnya, sehingga diperoleh relevansi dan kemampuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Dengan menganalisa berbagai aliran-aliran pendidikan,seperti aliran dan lainnya. maka muncullah berbagai macam disiplin ilmu dengan menggunakan analisa filsafat. Sehingga berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini menemukan kembali relevansinya dan berkemampuan untuk menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Begitu juga halnya dalam lapangan pendidikan. Demi menjaga relevansinya dalam kehidupan masyarakat dan lebih mampu lagi meningkatkan fungsinya bagi kesejahteraan hidup masyarakat, maka lahirlah filsafat pendidikan yang merupakan cabang filsafat sebagai pembantu dalam memecahkan masalah-masalah, khususnya dalam lapangan pendidikan

B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dalam makalah ini di rumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Bagaimanakah aliran-aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan?
3. Jelaskan dua aliran pokok pendidikan di indonesia?
4. Jelaskan aliran-aliran pembaharuan dalam pendidikan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ialah untuk mengetahui pengertian pendidikan, mengetahui pembagian aliran-aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan, mengetahui aliran poko pendidikan di indonesia dan mengetahui aliran-aliran pembaharuan dalam pendidikan.
 BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian pendidikan
                        Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang di berikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. Selain itu, pendidkan juga diartikan sebagai usaha yang di jalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
2. Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran-aliran klasik berdasarkan pengaruhnya dalam pendidikan di indonesia ialah sebagai berikut:
a.     Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
1).   Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
2).   Aliran  Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
3).   Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan.
4).   Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
5).   Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
3.     Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
1).   Pengajaran Alam Sekitar yaitu dengan mendekatkan anak dengan pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
2).   Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
3).   Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
4).   Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
4. Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia

Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
a.     Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
1).   Asas dan Tujuan Taman Siswa
Ø  Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Ø  Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
Ø  Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Ø  Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Ø  Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Ø  Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
­Tujuan Taman Siswa
Ø  Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
Ø  Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
2).   Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
3).   Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
b.     Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
1).   Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
Ø  Berpikir logis dan rasional
Ø  Keaktifan atau kegiatan
Ø  Pendidikan masyarakat
Ø  Memperhatikan pembawaan anak
Ø  Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Ø  Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan.
Ø  Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ø  Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
Ø  Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
Ø  Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
2).   Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
3).   Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
d. Aliran-aliran Pembaharuan dalam pendidikan
Adapun aliran-aliran pembaharuan sebagai berikut:
1. Aliran Progressivisme
Aliran Progressivisme, progress (maju) adalah sebuah faham filsafat yang lahir dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Aliran filsafat ini kelahiran Amerika dan pengaruhnya terasa di seluruh dunia yang mendorong usaha pembaharuan di dalam lapangan pendidikan.
Dalam banyak hal aliran progressivisme identik dengan pragmatisme. Apabila orang menyebut pragmatisme, maka berarti progressivisme, begitu pula sebaliknya. Tokoh-tokoh Aliran progressivisme/pragmatisme diantaranya William James, John Dewey, Hans Vaillinger, Ferdinand Schiller dan George Santayara.
Pada dasarnya aliran ini memandang bahwa pendidikan adalah sebagai wadah untuk menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju (progress) sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru. Melalui pandangannya ”The Liberal Road Culture”, maksudnya ialah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat fleksibel, curious, toleran dan open-minded, serta menolak segala otoritarisme dan absolutisme seperti yang terdapat dalam agama, politik, etika dan epistemologi. Dan pandangannya tentang menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia yang diwarisi sejak lahir (men’s natural powers), sehingga manusia merupakan makhluk biologis yang utuh dan menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku/subyek di dalam hidupnya. Dengan pandangan-pandangannya tersebut, Aliran progressivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, yang meliputi : ilmu hayat (manusia untuk mengetahui semua masalah kehidupan), antropologi (manusia mempunyai pengalaman, pencipta budaya, dengan demikian dapat mencari hal baru), psikologi (manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri, lingkungan dan pengalaman-pengalamannya, dan dapat menguasai serta mengatur sifat-sifat alam).
Aliran progressivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan pada abad ke-20. Di dalam dunia pendidikan progressivisme banyak meletakkan tekanan dalam masalah kebebasan dan kemerdekaan anak didik baik secara physic maupun dalam tata berpikir. Oleh karena itu aliran progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter, sebab akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira dalam menghadapi pelajaran dan sekaligus akan mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
Aliran ini tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan secara terpisah, melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan demikian kurikulum eksperimental mengandung ciri integrated curriculum, metode yang diutamakan yaitu metode problem solving.
Siswa dituntut dapat berpikir ilmiah seperti menganalisa, melakukan hipotesa dan menyimpulkannya dan penekanannya kepada kemampuan intelektualnya. W.H. Kilpatrik (yang mengembangkan metode problem solving) mengemukakan tentang kurikulum yang dianggap baik terdiri dari :
  • Kurikulum harus dapat meningkatkan kualitas anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan.
  • Kurikulum yang dapat mengubah perilaku anak didik menjadi kreatif, adaptif dan mandiri.
  • Kurikulum yang sanggup membina dan mengembangkan potensi anak didik.
  • Kurikulum bersifat fleksibel dan berisi tentang berbagai macam bidang studi.
2. Aliran Essensialisme
Essensialisme –essensi (pokok)- merupakan Aliran yang memandang terhadap pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Aliran ini berpedoman pada peradaban sejak zaman Renaissance. Pada zaman Renaissance telah berkembang dengan megahnya usaha-usaha untuk menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan kesenian serta kebudayaan purbakala, terutama di zaman Yunani dan Romawi. Dalam zaman Renaissance muncul tahap-tahap pertama dari pemikiran essensialis yang berkembang selanjutnya sepanjang perkembangan zaman Renaissance itu sendiri. Pada zaman modern sekarang ini dikembangkan lagi oleh para pengikut dan simpatisan ajaran Aliran filsafat tersebut, sehingga menjadi Aliran filsafat yang teguh berdiri sendiri, yang mempunyai ciri-ciri utama yang berbeda dengan aliran progressivisme.
Perbedannya yang utama adalah memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serba terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memilki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang tertata dan jelas.
Essensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah keduniawian, serba ilmiah dan materialistik. Selain itu juga diwarnai oleh pandangan-pandangan dari paham penganut idealisme yang bersifat spiritual dan realisme yang titik berat tujuannya adalah mengenai alam dan dunia fisik. Adapun beberapa tokoh utama yang berperan dalam penyebaran essensialisme, yaitu :
  • Desiderius Erasmus (akhir abad 15)
  • Johan Amos Comenius (1592-1670)
  • John Locke (1632-1704)
  • Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827)
  • Johan Friedrich Frobel (1782-1852)
  • Johan Friedrich Herbert (1776-1841)
  • William T. Harris (1835-1909)
  3.  Aliran Perennialisme
Perennialisme diambil dari kata perennial, yang artinya kekal atau abadi. Dari makna yang terkandung dalam kata itu, Aliran perennialisme mengandung kepercayaan filasafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Aliran filsafat ini termasuk pendukung yang kuat dari filsafat essensialisme. Pendiri utama dari filsafat ini adalah Aristoteles yang kemudian didukung dan dilanjutkan oleh Thomas Aquinas, sebagai reformer utama pada abad ke-13.
Dengan melihat kehidupan zaman modern telah menimbulkan banyak krisis, di bidang kehidupan umat manusia. Untuk mengatasi krisis ini, perennialisme memberikan jalan keluar berupa “regressive road to culture”. Oleh sebab itu perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal, untuk supaya sikap yang membanggakan kesuksesan dan memulihkan kepercayaan pada nilai-nilai asasi masa silam.
Prinsip-prinsip pendidikan perennialisme tersebut, perkembangannya telah mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti pembagian kurikulum untuk sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi dan pendidikan orang dewasa.
4.  Aliran Rekonstruksionisme
Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris “rekonstruct”, yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks pendidikan, Aliran ini adalah suatu Aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan Aliran perennialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern.
Walaupun demikian, prinsip yang dimiliki Aliran rekonstruksionisme tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang perennialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perennialisme memilih cara sendiri, yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama atau dikenal dengan “regressive road to culture” yang mereka anggap paling ideal. Sementara itu Aliran rekonstruksionisme menempuh dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
Untuk mencapai tujuan itu, rekonstruksionisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru pada seluruh lingkungannya. Maka melalui lembaga dan proses pendidikan, rekonsruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.Kemudian aliran ini memiliki potensi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oelh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sungguh bukan hanya sekedar teori tetapi harus menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme dan agama (kepercayaan).

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.  Aliran klasik terdiri dari aliran empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi dan pengaruh aliran klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia. Kemudian, dua aliran pokok pendidikan indonesia ialah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Aliran pembaharuan dalam pendidikan terdiri dari aliran progressivisme, essensialisme, perennialisme, dan rekonstruksionisme.
3.2 Saran
            Diharapkan kritik dari para pembaca makalah ini agar dalam penyusunan makalah ini lebih baik lagi.

Nhingzhdt

Saya adalah seorang individu yang sedang berusaha mengejar tujuan untuk menjadi sukses, dan berharap hal itu segera terealisasi. Aktivitas saya sehari-hari sebagai seorang guru mata pelajaran IPA, saya mempunyai dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan dan semoga menjadi teladan bagi murid saya.

0 comments: