Aliran-aliran Pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pandangan Islam, pendidikan sangat mempengaruhi dalam
memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran
Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan kewajiban bagi pria dan wanita dan
berlangsung seumur hidup, semenjak dari buaian hingga ajal datang.
Kedudukan tersebut
secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak
terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia. Dalam hal ini Dewey berpendapat
bahwa, pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity of life),
salah satu fungsi sosial (a sosial function), sebagai bimbingan (a
divertion), sebagai sarana pertumbuhan (a means of grouth), yang
mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.
Dengan demikian pendidikan menyandang misi
keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan sejalan dengan dinamika serta
perubahan-perubahan yang terjadi. Sebagai akibat logisnya, maka pendidikan
senantiasa mengandung pemikiran dan kajian baik secara konseptual dan
operasionalnya, sehingga diperoleh relevansi dan kemampuan menjawab tantangan serta
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Dengan menganalisa
berbagai aliran-aliran
pendidikan,seperti aliran dan lainnya. maka muncullah berbagai macam disiplin
ilmu dengan menggunakan analisa filsafat. Sehingga berbagai macam disiplin ilmu
pengetahuan yang berkembang sekarang ini menemukan kembali relevansinya dan
berkemampuan untuk menjawab tantangan serta memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh umat manusia.
Begitu juga halnya
dalam lapangan pendidikan. Demi menjaga relevansinya dalam kehidupan masyarakat
dan lebih mampu lagi meningkatkan fungsinya bagi kesejahteraan hidup
masyarakat, maka lahirlah filsafat pendidikan yang merupakan cabang filsafat
sebagai pembantu dalam memecahkan masalah-masalah, khususnya dalam lapangan pendidikan
B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari uraian di
atas, maka dalam makalah ini di rumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan?
2. Bagaimanakah aliran-aliran klasik dan gerakan baru
dalam pendidikan?
3. Jelaskan dua aliran pokok pendidikan
di indonesia?
4. Jelaskan aliran-aliran pembaharuan
dalam pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ialah untuk mengetahui pengertian pendidikan, mengetahui pembagian aliran-aliran
klasik dan gerakan baru dalam pendidikan,
mengetahui aliran
poko pendidikan di indonesia dan mengetahui
aliran-aliran pembaharuan dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
pendidikan
Pendidikan diartikan
sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di
dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan
berarti bimbingan atau pertolongan yang di berikan dengan sengaja oleh orang
dewasa agar menjadi dewasa. Selain itu, pendidkan juga diartikan sebagai usaha
yang di jalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa
atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.
2. Aliran
klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran-aliran klasik berdasarkan pengaruhnya dalam pendidikan di indonesia
ialah sebagai berikut:
a. Aliran-aliran
Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya
Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
1). Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan
bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
2). Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang
menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk
faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
3). Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat
bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan
menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan.
4). Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di
dunia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada
waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan
sesuai untuk perkembangan anak itu.
5). Pengaruh Aliran Klasik terhadap
Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan
penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni
diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang
konvergensi.
3. Gerakan Baru Pendidikan
dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
1). Pengajaran Alam
Sekitar yaitu dengan mendekatkan
anak dengan pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan ini adalah Fr. A.
Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll
Leven.
2). Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran
pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran
melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global.
Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan
pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
3).
Sekolah Kerja
Gerakan
sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan
yang mementingkan pendidikan
keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan
bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
4). Pengajaran Proyek
Pengajaran
proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,
antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang
perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin
tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
4. Dua aliran pokok pendidikan
di Indonesia
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia
itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang pendidikan
INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran
tentang pendidikan di Indonesia.
a. Perguruan Kebangsaan Taman
Siswa
Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli
1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
1). Asas dan Tujuan Taman Siswa
Ø Bahwa
setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan
dalam peri kehidupan umum.
Ø Bahwa
pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan
batin dapat memerdekan diri.
Ø Bahwa
pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Ø Bahwa
pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Ø Bahwa
sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Ø Bahwa
dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk
mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan
anak-anak.
Kemudian
ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas
kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
Ø Sebagai
badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
Ø Membangun
abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya,
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya.
2). Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa
usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang
cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa
membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
3). Hasil-hasil yang Dicapai
Taman
siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional,
lembaga-lembaga pendidikan
dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan
alumni alumni besar di Indonesia.
b. Ruang Pendidik INS Kayu
Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School)
didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam
(sumatera Barat).
1). Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS
Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai
asas-asas sebagai berikut
Ø Berpikir
logis dan rasional
Ø Keaktifan
atau kegiatan
Ø Pendidikan masyarakat
Ø Memperhatikan
pembawaan anak
Ø Menentang
intelektualisme
Dasar-dasar
tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti:
syarat-syarat pendidikan
yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Ø Mendidik
rakyat ke arah kemerdekaan.
Ø Memberi
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ø Mendidik
para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
Ø Menanamkan
kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
Ø Mengusahakan
mandiri dalam pembiayaan.
2). Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu
Tanam
Beberapa
usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain
menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau
pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak
buku-buku pelajaran.
3). Hasil-hasil yang Dicapai Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan
nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang
pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
d. Aliran-aliran Pembaharuan dalam pendidikan
Adapun
aliran-aliran pembaharuan sebagai berikut:
1.
Aliran
Progressivisme
Aliran
Progressivisme, progress (maju) adalah sebuah faham filsafat yang lahir
dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Aliran filsafat ini kelahiran Amerika
dan pengaruhnya terasa di seluruh dunia yang mendorong usaha pembaharuan di
dalam lapangan pendidikan.
Dalam banyak hal aliran progressivisme
identik dengan pragmatisme. Apabila orang menyebut pragmatisme, maka berarti
progressivisme, begitu pula sebaliknya. Tokoh-tokoh Aliran
progressivisme/pragmatisme diantaranya William James, John Dewey, Hans
Vaillinger, Ferdinand Schiller dan George Santayara.
Pada
dasarnya aliran ini
memandang bahwa pendidikan adalah sebagai wadah untuk menjadikan anak didik
yang memiliki kualitas dan terus maju (progress) sebagai generasi yang akan
menjawab tantangan zaman peradaban baru. Melalui pandangannya ”The Liberal
Road Culture”, maksudnya ialah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat
fleksibel, curious, toleran dan open-minded, serta menolak segala
otoritarisme dan absolutisme seperti yang terdapat dalam agama, politik, etika
dan epistemologi. Dan pandangannya tentang menaruh kepercayaan terhadap
kekuatan alamiah dari manusia yang diwarisi sejak lahir (men’s natural
powers), sehingga manusia merupakan makhluk biologis yang utuh dan
menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku/subyek di dalam
hidupnya. Dengan pandangan-pandangannya tersebut, Aliran
progressivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, yang meliputi :
ilmu hayat (manusia untuk mengetahui semua masalah kehidupan), antropologi
(manusia mempunyai pengalaman, pencipta budaya, dengan demikian dapat mencari
hal baru), psikologi (manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri, lingkungan
dan pengalaman-pengalamannya, dan dapat menguasai serta mengatur sifat-sifat
alam).
Aliran
progressivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan pada
abad ke-20. Di dalam dunia pendidikan progressivisme banyak meletakkan tekanan
dalam masalah kebebasan dan kemerdekaan anak didik baik secara physic
maupun dalam tata berpikir. Oleh karena itu aliran progressivisme tidak menyetujui pendidikan
yang otoriter, sebab akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup
sebagai pribadi-pribadi yang gembira dalam menghadapi pelajaran dan sekaligus
akan mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
Aliran
ini tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan secara terpisah,
melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan demikian kurikulum
eksperimental mengandung ciri integrated curriculum, metode yang
diutamakan yaitu metode problem solving.
Siswa
dituntut dapat berpikir ilmiah seperti menganalisa, melakukan hipotesa dan
menyimpulkannya dan penekanannya kepada kemampuan intelektualnya. W.H. Kilpatrik (yang mengembangkan
metode problem solving) mengemukakan tentang kurikulum yang dianggap
baik terdiri dari :
- Kurikulum harus dapat meningkatkan kualitas anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan.
- Kurikulum yang dapat mengubah perilaku anak didik menjadi kreatif, adaptif dan mandiri.
- Kurikulum yang sanggup membina dan mengembangkan potensi anak didik.
- Kurikulum bersifat fleksibel dan berisi tentang berbagai macam bidang studi.
2. Aliran
Essensialisme
Essensialisme
–essensi (pokok)- merupakan Aliran yang memandang terhadap pendidikan
harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal
peradaban manusia. Aliran
ini berpedoman pada peradaban sejak zaman Renaissance. Pada zaman Renaissance
telah berkembang dengan megahnya usaha-usaha untuk menghidupkan kembali ilmu
pengetahuan dan kesenian serta kebudayaan purbakala, terutama di zaman Yunani
dan Romawi. Dalam zaman Renaissance muncul tahap-tahap pertama dari pemikiran
essensialis yang berkembang selanjutnya sepanjang perkembangan zaman
Renaissance itu sendiri. Pada zaman modern sekarang ini dikembangkan lagi oleh
para pengikut dan simpatisan ajaran Aliran filsafat tersebut, sehingga
menjadi Aliran filsafat yang teguh berdiri sendiri, yang mempunyai
ciri-ciri utama yang berbeda dengan aliran progressivisme.
Perbedannya
yang utama adalah memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh
fleksibilitas, di mana serba terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada
keterkaitan dengan doktrin tertentu. Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak
pada nilai-nilai yang memilki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan
kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang tertata dan jelas.
Essensialisme
didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang
mengarah keduniawian, serba ilmiah dan materialistik. Selain itu juga diwarnai
oleh pandangan-pandangan dari paham penganut idealisme yang bersifat spiritual dan realisme yang titik berat
tujuannya adalah mengenai alam dan dunia fisik. Adapun beberapa tokoh utama
yang berperan dalam penyebaran essensialisme, yaitu :
- Desiderius Erasmus (akhir abad 15)
- Johan Amos Comenius (1592-1670)
- John Locke (1632-1704)
- Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827)
- Johan Friedrich Frobel (1782-1852)
- Johan Friedrich Herbert (1776-1841)
- William T. Harris (1835-1909)
3. Aliran
Perennialisme
Perennialisme
diambil dari kata perennial, yang artinya kekal atau abadi. Dari makna
yang terkandung dalam kata itu, Aliran perennialisme mengandung
kepercayaan filasafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang
bersifat kekal abadi. Aliran filsafat ini termasuk pendukung yang
kuat dari filsafat essensialisme. Pendiri utama dari filsafat ini adalah
Aristoteles yang kemudian didukung dan dilanjutkan oleh Thomas Aquinas, sebagai
reformer utama pada abad ke-13.
Dengan
melihat kehidupan zaman modern telah menimbulkan banyak krisis, di bidang
kehidupan umat manusia. Untuk mengatasi krisis ini, perennialisme memberikan
jalan keluar berupa “regressive road to culture”. Oleh sebab itu
perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan
keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap
cukup ideal, untuk supaya sikap yang membanggakan kesuksesan dan memulihkan
kepercayaan pada nilai-nilai asasi masa silam.
Prinsip-prinsip
pendidikan
perennialisme tersebut, perkembangannya telah mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti
pembagian kurikulum untuk sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi dan pendidikan
orang dewasa.
4. Aliran Rekonstruksionisme
Kata
rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris “rekonstruct”, yang berarti
menyusun kembali. Dalam konteks pendidikan, Aliran ini adalah
suatu Aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun
tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran
rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan Aliran
perennialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern.
Walaupun
demikian, prinsip yang dimiliki Aliran rekonstruksionisme tidaklah sama
dengan prinsip yang dipegang perennialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara
yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan
yang serasi dalam kehidupan. Aliran perennialisme memilih cara
sendiri, yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama atau dikenal dengan “regressive
road to culture” yang mereka anggap paling ideal. Sementara itu Aliran
rekonstruksionisme menempuh dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang
paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat
manusia.
Untuk
mencapai tujuan itu, rekonstruksionisme berusaha mencari kesepakatan semua
orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam
suatu tatanan baru pada seluruh lingkungannya. Maka melalui lembaga dan proses pendidikan,
rekonsruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan
hidup kebudayaan yang sama sekali baru.
Aliran
rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas
semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya intelektual
dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas
nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan yang akan datang,
sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.Kemudian aliran ini memiliki
potensi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur,
diperintah oelh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh
golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sungguh bukan hanya sekedar teori
tetapi harus menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan
potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan
dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit,
keturunan, nasionalisme dan agama (kepercayaan).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Aliran klasik terdiri dari aliran empirisme, nativisme, naturalisme, konvergensi dan pengaruh aliran klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia. Kemudian, dua aliran pokok
pendidikan indonesia ialah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan
Ruang pendidikan INS Kayu Tanam.
Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan
di Indonesia. Aliran pembaharuan
dalam pendidikan terdiri dari aliran progressivisme, essensialisme, perennialisme, dan rekonstruksionisme.
3.2
Saran
Diharapkan kritik dari para pembaca
makalah ini agar dalam penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
0 comments:
Posting Komentar