Makalah Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Nhingz, BLOG--Kali ini aku posting makalah model pembelajaran kooperatif
tipe STAD yah. Makalah ini baru saja aku selesaikan, dan aku akan presentasikan
minggu ini, tepatnya 14 Mei. Ok,, semoga bermanfaat!!!
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
di Indonesia mengalami pergantian beberapa kurikulum. Kurikulum yang saat ini
dianut Indonesia adalah KTSP atau yang lebih dikenal dengan kurikulum berbasis
kompetensi. Perubahan kurikulum KBK (kurikulum
berbasis kompetensi) menjadi KTSP adalah salah satu inovasi dalam bidang
pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Peningkatan kualitas ini dapat dilihat dari bentuk penguasaan kompetensi sebagai
target dan indikator keberhasilan belajar siswa di sekolah. Namun, dengan
penerapan KTSP pada tahun pelajaran 2006/2007 banyak sekolah yang belum siap
untuk mengimplementasikan KTSP.
Salah
satu karakteristik KTSP yang mempunyai ciri-ciri proses pembelajaran
menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi serta sumber belajar tidak
terbatas pada guru tetapi dapat dilengkapi dengan berbagai sumber lain yang
relevan, menuntut setiap guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang bervariatif dapat
menunjang keberhasilan belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat
digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Oleh karena itu, pada
makalah ini akan dibahas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah”
1. Apa yang dimaksud dengan model
pembelajaran cooperative tipe STAD?
2.
Jelaskan
perencanaan dan penerapan dalam model pembelajaran cooperative tipe STAD!
3.
Sebutkan
kelebihan dan kelemahan dalam model pembelajaran cooperative tipe STAD!
C. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui model pembelajaran
cooperative tipe STAD.
2.
Mengetahui
perencanaan dan penerapan dari model pembelajaran cooperative tipe STAD.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan
dari model pembelajaran cooperative tipe STAD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh
Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin,
1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai
menggunakan pembelajaran kooperatif.
Dalam
model pembelajaran tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran
kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim
telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model
Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang
menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi
dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru
kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B.
Perencanaan dan Penerapan STAD
Merencanakan pelajaran dengan STAD
Terdapat proses empat langkah dalam
merencanakan pelajaran menggunakan STAD, yaitu:
1)
Melalukan perencanaan untuk mengajar
kelas sebenarnya
Saat menggunakan STAD, Anda
merangcang rencana untuk mempresentasikan materi yang akan dipraktikkan siswa
di dalam kelompok dengan cara yang sama Anda merancang rencana untuk pelajaran
apapun.
2)
Mengatur kelompok
Efektif apabila siswa dibentuk dalam
kelompok yang heterogen. Bob Slavin (1995) yang menciptakan STAD, menyimpulkan
bahwa empat adalah angka ideal, tetapi lima dan enam juga bisa digunakan.
3) Merencanakan studi tim
Sukses pembelajaran STAD tergantung
pada bahan berkualitas tinggi untuk memandu interaksi di dalam kelompok.
Bahan-bahan studi tim menuntut jawaban konvergen. Jika materinya tidak memiliki
jawaban konvergen (seragam), STAD bukanlah strategi paling efektif untuk
digunakan.
4)
Menghitung skor dasar dan nilai
perbaikan
Kesempatan setara untuk berhasil
berarti bahwa semua siswa, terlepas dari kemampuan atau latar belakang, bisa
berharap untuk diakui upayanya. Ini dicapai dengan memberikan siswa nilai
perbaikan jika skor mereka di dalam satu tes atau kuis lebih tinggi daripada
skor dasar mereka. Skor dasar adalah nilai rata-rata siswa berdasarkan
tes dan kuis masa lampau atau skor yang ditentukan oleh nilai semester lalu
atau tahun lalu.
Menerapkan pelajaran menggunakan
STAD
Menerapkan model STAD seperti
menerapkan kelas utuh yang berfokus pada konsep atau keterampilan. Meriview,
memperkenalkan pelajaran, menjelaskan, dan memberi contoh materi, dan meminta
siswa berlatih sembari berhati-hati memonitor upaya mereka. Sangat diperlukan
dalam model STAD yaitu: menjelaskan bagaimana studi tim, nilai perbaikan, dan pengakuan
tim diterapkan. Berikut adalah fase-fase dalam menerapkan model STAD.
Tabel 2.1. Fase-fase dalam Menerapkan Model STAD
Nomor
|
Fase
|
Tujuan
|
1
|
Fase
1: Instruksi/PengajaranKeterampilan dijelaskan dan
dimodelkan di dalam lingkungan kelompok utuh
|
|
2
|
Fase
2: Belajar dalam Tim Siswa berpindah dari pengajaran
kelompok utuh dan bersiap untuk studi tim. Siswa dipandu LKS untuk
menuntaskan materi.
|
|
3
|
Fase
3: Kuis Tim-tim siswa berlatih melakukan
keterampilan akademik
|
|
4
|
Fase
4: Penghargaan Tim Nilai perbaikan dan penghargaan
tim diberikan
|
|
Sumber:
Slavin (1994)
Penentuan Skor Dasar Awal
Skor dasar mewakili skor rata-rata siswa pada kuis yang
lalu. Apabila guru memulai STAD setelah guru memberikan tiga kuis atau lebih,
gunakan skor kuis rata-rata sebagai skor dasar. Apabila tidak memiliki skor
seperti itu, gunakan nilai akhir siswa dari semester yang lalu.
Penghargaan Tim
Setelah kuis dilakukan, guru seharusnya mengumumkan skor
perbaikan individu dan skor tim. Menghadiahkan sertifikat atau penghargaan lain
kepada tim yang memperoleh skor tinggi. Bagi siswa, hal ini akan memperjelas
hubungan antara bekerja dalam tim dengan baik dan memperoleh
sertifikat/penghargaan.
Poin Perbaikan
Siswa mendapat poin untuk tim mereka berdasarkan seberapa
besar skor kuis mereka yang melampaui skor dasar mereka. Poin itu dihitung
dengan cara berikut:
Tabel 2.2. Kriteria Poin Perbaikan
Apabila suatu skor kuis adalah…
|
Seorang siswa mendapat…
|
Memperoleh nilai sempurna tidak
memandang berapa pun skor dasar
|
30 poin perbaikan
|
Lebih dari 10 poin di atas skor
dasar
|
30 poin perbaikan
|
1 – 10 poin di atas skor
dasar
|
20 poin perbaikan
|
1 – 10 poin di bawah skor
dasar
|
10 poin perbaikan
|
Lebih dari 10 poin di bawah skor
dasar
|
5 poin perbaikan
|
Sumber: Slavin (2004)
Contoh perhitungan skor perbaikan:
Misalkan:
Skor dasar Rohman = 85; skor kuis = 100; maka poin perbaikan
Rohman = 30.
Skor dasar Firda = 70; skor kuis = 80; maka poin perbaikan
Firda = 20
Skor dasar Mery = 60; Skor kuis = 65; maka poin perbaikan
Mery = 10
Pemberian skor tim
Dalam menghitung skor tim, masukkan setiap poin perbaikan
siswa pada lembar ikhtisar tim yang sesuai, jumlahkan poin tersebut, dan bagi
dengan jumlah anggota tim, bulatkan untuk menghilangkan pecahan.
Penghargaan tim
Ada tiga tingkat penghargaan yang diberikan berdasarkan skor
tim rata-rata. Ketiga tingkat itu adalah:
Kriteria
(Rata-rata Tim)
|
Penghargaan
|
5 ≤ X ≤ 15
|
TIM BAIK
|
15 ≤ X ≤ 25
|
TIM HEBAT
|
25 ≤ X ≤ 30
|
TIM SUPER
|
Seluruh tim dalam kelas dapat
memperoleh penghargaan tersebut. Hal ini berarti dalam 1 kelas dapat terjadi
lebih dari satu tim mendapat penghargaan TIM SUPER atau TIM HEBAT asal kriteria
di atas terpenuhi. Ini menunjukkan bahwa dalam STAD, tim-tim tidak saling
berkompetisi. Dalam memberikan nilai akhir siswa, nilai akhir tersebut
sebaiknya didasarkan pada skor kuis siswa sebenarnya, bukan poin perbaikan atau
skor tim.
C. Kelebihan dan Kekurangan model STAD
Kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah
(2001:17) , yaitu:
a.
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan
membahas suatu masalah.
b.
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan
mengenai suatu masalah.
c.
Dapat
mengembangkan bakat kepemimpinan
dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.
d.
Para
siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam
diskusi.
e.
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai,
menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai kekurangan – kekurangan :
Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai kekurangan – kekurangan :
a.
Membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum
b.
Membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau
menggunakan pembelajaran kooperatif
c.
Menuntut
sifat tertentu dari siswa , misalnya sifat suka bekerja sama
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Pada
intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
·
Dengan
menggunakkan model ini sebagai seorang guru harus merencanakan dan menerapkan
dalam kelas semaksimal mungkin.
·
Model
pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat mendorong
peningkatan mutu pendidikan.
B.
Saran
·
Diharapkan
guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilan proses dan
keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan
dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
·
Agar
pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru
membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua
konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode
atau pendekatan yang akan digunakan serta ketrampilan proses yang akan
dikembangkan.
·
Pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan
prestasi dan keaktifan siswa belajar pada pokok bahasan tertentu.
·
Untuk
menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis mengadakan kuis, guru diharapkan
memberikan penghargaan baik berupa nilai maupun barang.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono,
Budi Usodo &Yemi Kuswardi.2012.Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran
Matematika.Surakarta:UNS.
0 comments:
Posting Komentar