Kala Cinta Meranggas Aqidah
Nhingz, BLOG--Kesepian memang kadang menyakitkan,
menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut
mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap,
melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh
menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.
Saat temaram rembulan menyuguhkan
hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana
ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam.
Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam
akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah.
Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali
menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal dan kapuk di
dalamnya.
Cinta...
Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan kakanda tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang.
Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan kakanda tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang.
Namun, impian berbeda dengan kenyataan.
Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri... dan masih sendiri. Duhai belahan hati, entah dimana
kakanda bersembunyi.
Ukhti sholehah yang dicintai Allah
Ta'ala...
Cinta dan impian membentuk sebuah
keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat
gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta.
Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh harta itu
tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi
cinta yang menyelubungi halleluyah.
Cinta yang membara tak akan dapat
menghapus ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman..." [Al Baqarah: 221]. Namun, ajaran junjungan Rasulullah
Sallallaahu Alayhi Wasallam akan pupus, tidak dengan senjata tapi dengan
kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, dan tidak dalam benci tapi
dalam cinta [Henry Martyn, missionaris, 1812 M].
Cinta akan membentuk sebuah keluarga
samara (sakinah, mawaddah wa rahmah) karena kesamaan iman dan aqidah, dalam
naungan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu
terbuka dengan cinta berselaput halleluyah, karena cinta seperti itu akan
meranggas aqidah. Pernikahan dengan keyakinan yang berbeda, tak akan melahirkan
ketenteraman jiwa, karena ia adalah zina.
Dapatkah engkau menjawab saat anakmu
bertanya, mengapa ayah selalu pergi setiap hari Minggu, sedangkan dirimu ruku'
dan sujud? Bisakah engkau menjelaskan saat anak laki-lakimu bertanya, mengapa
ayah tidak pergi sholat Jum'at padahal dirimu berbicara panjang lebar tentang
kewajiban menunaikannya? Atau, mengapa ayah tidak mengucapkan bismillah tapi
atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus? Juga, mengapa Tuhannya ayah ada 3
sedangkan dirimu selalu mengucapkan ahad... ahad... ahad?
Mampukah engkau menjelaskan semua itu dan banyak lagi kepada buah hatimu?
Duhai ukhti, sanggupkah engkau menahan
murkanya Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Saat jiwamu lelah bertanya dimanakah
gerangan kekanda berada, kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan
munajat dan do'a, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepada-Nya. Jadikan
hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusan-Nya.
As'alukallahummar ridha ba'dal qadha, wa burdal 'iisyi ba'dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa'ika. Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusan-Mu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajah-Mu serta kerinduan berjumpa dengan-Mu.
Mohonkan juga kepada-Nya, agar Ia
menguatkan niat dan azzam kepada lelaki yang belum menikah untuk segera
menyempurnakan setengah agama, sehingga dirimu serta pasangan jiwa tercinta
dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya.
Duhai ukhti sholehah... Sabar... dan bertahanlah. Kalaulah Allah Subhanahu wa Ta'ala menakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia ini, yakinlah di surga ada yang setia menanti. Kuatkan hati, tegar... dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, yaitu aqidah.
Wallahua'lam bi showab....
0 comments:
Posting Komentar