Makalah Kalender Puasa
Nhingz, BLOG-- Postingan Kali ini yaitu makalah tentang Makalah Kalender Puasa. Berikut pemaparannya:
A. PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
Siklus
peredaran harian, bulanan dan tahunan dua benda langit Matahari dan Bulan,
telah menarik perhatian manusia sepanjang Zaman. Pemanfaatannya bagi tatanan
system penjejak waktu jangka panjang dikenal sebagai system kalender (atau
penanggalan)surya dan system kalender bulan . Kalender surya (Matahari atau syamsiah) mengikuti
irama pola musim tahunan. Sedangkan Kalender bulan (Qamariah)mengikuti irama
siklus fase bulan (Dari bulan mati, seperempat awal, purnama, seperempat akhir,
dan kembali bulan mati).Kalender bulan juga bertaut erat dengan siklus psang
surut air laut . Kalender surya dan kalender bulan , keduanya merupakan
kalender kosmos yang telah dipergunakan dalam budaya dan peradaban umat manusia
secara luas di Asia, Eropa,dan Amerika dalam kurun waktu ribuan tahun.
Secara umum
sebuah system kalender menetapkan awal penetuan kurun dan mempunyai
system(Penetapan) pembagian waktu. Misalnya kesepakatan tentang dimulainya hari baru, sealng waktu satu hari dan ala
satu bulan. Demikian pada siklus tujuh hari, definisi dan selang waktu satu
bulan ,definisi satu tahun, dan definisi selang waktu yang lebih panjang
seperti satu abad, serta lain sebagainya..Dalam tulisan ini diperkenalkan contoh
kalender bulan, yang dipergunakan dalam kalender islam. Kalender ini juga
disebut Kalender Hijriah. Contoh Kalender matahari adalah kalender Gregorian,
yang sering disebut Tarikh Masehi (atau kalender Miladiyah).
Secara umum
kalender Islam diperluan untuk penjadwalan hari penting umat islam, misalnya
hari untuk memulai dan mengakhiri ibadah shaum (Puasa) Ramadahan dan menunaikan
ibadah haji. Hari-hari penting lainnya ialah Muharram(Tahun Baru Islam).
B. PEMBAHASAN
1. Kalender Islam
(Kalender Bulan)
Rabiul (Maulid
Nabi Muhammmad SAW);27 rajab (Isra’Mi’raj);10,11,12 Zulhijjah (hari tasyrik
atau hari terlarang untuk berpuasa);15 sya’ban(Nispu sa’ban); 10 Muharram
(Puasa Asyura); 1 syawal (Hari raya idul fitri; dan 10 Zulhijjah (Hari raya
iedul adha). Segala macam hari itu ditentukan tidak hanya atas dasar
kesepekatan tetapi juga didasarkan pada fenomena langit.
Landasan umat
islam menggunakan penanggalan bulan untuk menetapkan jadwal ibadahnya terdapat
dalam kitab suci al-Qur’an dan beberapa hadits nabi Muhammad SAW:
“Yas aluunaka’anil
ahliah(ti),qul hiya mawaaqitu linnasi wal haij(i)…(Qs Al-Baqarah ayat 189) yang
artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah bulan sabit
itu adalah tanda-tanda waktu bagi manisia dan (ibadah haji)…….
“Huwal ladzi
ja’alasy syamsa dhiyaa-an-wal qamara nuuran-waqad-darahu manaazila lita’lamuu;adadas
sinina hisaab(a)….” (Qs Yunus ayat 5). Yang artinya: Dialah yang menjadikan
Matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia menetapkan tempat-tempat beredarnya,
agar kamu mengetahui bilagan tahun dan perhitungan (waktu)….
Tahun
berlangsungnya Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah (15 atau 16 Juli
622) sebagai lambang tegaknya ajaran Islam, disepakati para ulama dan
ditetapkan khalifah Umar bin Khatab sebagai awal tahun Islam.(tahun pertama
Hijriah). Secara prinsip satu bulan Islam adalah siklus penampakan dua hilal
berurutan. Tanggal satu tiap bulan dietentukan oleh penampakan hilal (Bulan
sabit termuda yang masih bisa dilihat oleh mata bungil diufuk barat setelah
matahari terbenam. Bila hilal dapat dilihat maka sore itu sudah memasuki
tanggal 1 awal bulan baru.
“Wal qamara
qaddarnaahu manaazila hatta’aada kal’urjunil qadiim”
(QS Yasiin ayat 39)
Yang artinya:
Dan telah kami tetapkan bagi bulan akan ditempat-tempat (nya), sehingga (sampai
ketempat terakhir) ia kembali lagi seperti tandan yang tua (seperti sabit).
Penampakan
hilal pada awal bulan Ramadhan merupakan tanda dimulainya ibadah puasa bagi
pemeluk agama islam. Dan penampakan hilal pada awal bulan syawal, merupakan
tanda berakhirnya ibadah puasa seperti diterangkan dalam hadist di bawah ini:
“Shuumuu
liru’yatihi wa ‘afthiruu liru’yatihi fain uqhmiya alaikum faaqduruulahuu
syaasyiina”.
Yang artinya:
Berpuasalah kamu sekalian karena melihat hilal, dan bernukalah kamu sekalian
karena melihat hilal bila hilal itu tertutup awan, atasmu, maka takdirkanlah ia
tiga puluh hari ( Hadist Riwayat Muslim).
Sosok hilal
termuda berupa lengkung tipis cahaya bulan sabit, panjang busur lengkung tipis
tersebut tergantung pada umur hilal makin muda umur hilal makin pendek lengkung
busur hilal.. Kelahiran hilal didahului dengan ijtimak atau konjugsi. Secara
astronomis, ijtimak menggambarkan bulan dan matahari berkedudukan pada bujur
ekliptika yang sama, atau dengan kata sehari-hari . Matahari, bumi dan bulan
terdapat pada satu sisi.
Pada saat
ijtimak kedudukan Bulan dan Matahari di
langit hampir searah, Bulan dan Matahari akan terbit dan terbenam dalam waktu
yang sama atau hampir bersamaan. Cahaya matahari terlalu terang untuk bisa memberi
kesempatan mata bugil manusia untuk bisa melihat hilal, Oleh karena itu kelahiran hilal
di ufuk barat menunggu terbenamnya matahari. Dan bila pada saat konjugsi atau
bila konjunsi terjadi setelah matahari terbenam
maka sehari setelah konjugsi bulan akan berada di ufuk. Pada saat itulah
pengamat akan berkesempatan melihat nilai setelah matahari terbenam dengan
lebih mudah.
Secara
astronomis kelahiran hilal termuda tersebut dapat diprakirakan dengan cara
mengetahui posisi bulan pada saat matahari terbenam. Dengan menggunakan kriteria
penampakan hilal yang diperoleh dari pengalaman empiris merukyat hilal untuk
menetapkan apakah luas hilal cukup untuk bisa diamati dengan mata bugil atau
tidak. Namun dalam praktek penanggalan islam masih belum seluruhnya menggunakan
kriteria visibilitas hilal yang sama. Oleh karena itu masih terdapat keragaman
dalam system penanggalan Islam. Keragaman itu berkisar pada penentuan awal da
akhir suatu bulan islam.
“Inna’iddatasy
syuhuri’indal laa hitsaa’asyara syahran…” (QS At Taubah: 36)
Terjemahannya:
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah itu(ada) dua belas bulan….
Satu tahun
terdiri dari 12 bulan. Satu bulan islam rata-rata terdiri dari 29, 5305 hari,
hamper sama dengan periode rata-rata sinodis bulan. Waktu sinodis ialah siklus
rata-rata antara dua fase yang sama secara berurutan, misalnya selang waktu
dari bulan yang sama secara berurutan, misalnya elang waktu dari bulan mati ke
bulan mati yang berikutnya atau bulan purnama ke bulan purnama berikutnya yaitu
29,5306 hari. Berdasarkan perjanjian pada praktek penanggalan islam, satu bulan
Islam terdiri dari 29 atau 30 hari.
Satu siklus
penampakan hilal ke penampakan hilal berikutnya dinamakan satu lunasi. Lunasi
adalah penomoran siklus sinodik bulan Islam secara berurutan, lunasi Islam
nomor satu adalah 1 Muharram 1 H. Lunasi islam ini digunakan untuk mempermudah
perbandingan dan analisa persoalan penetapan awal bulan Islam. Selain itu juga
untuk melihat skala waktu tegaknya ajaran Islam dalam skala lunasi Islam.
Satu hari
didefinisikan sebagai selang waktu Matahari terbanam secara berurutan. Awal
hari ditetapkan setelah maghrib (beberapa menit setelah Matahari terbenam), dan
karena itu panjang harinya tidak selalu sama. Sebagai konsekuensi, pergantian hari
dalam kalender masehi terjadi pada tempat yang mempunyai satu meridian yang
sama, namun dalam system penanggalan Islam bisa berbeda. Garis batas pergantian
tanggal dalam kalender Islam melintas garis meridian.
“Waja’alnal laila wannahar aayataini tama
hauna aayatal laili wajaknaa aayatain mubshiratan-litabtaqhun fadhlan min rabbi
kum walita’lamuu ‘adads-siniina wal hisaab(a), Wakulla syai-in fashalnaahu
tafshiilaa(n) (QS Al-Israa:ayat 12). Yang artinya: Dan kami jadikan malam dan
siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda
siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu dan supaya kamu
mengetahui bilangan tahun-tahun perhitungan dan segala sesuatu telah kami jelaskan dengan cukup
jelas.
“Lasysyamsu
yanbaghii lahaa antudrikal qamara walal lailu saabiqun nahaar(i), wakullum fii
falakin-yasbahuun(a)” Q.S yasiin ayat 40) yang artinya: Tidaklah mungkin
matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan
masing-masing beredar dalam garis edar(nya).
Petikan ayat di
atas yang diambil dari ayat alQur’an menegaskan tentang penggantian siang dan
malam. Dan juga menegaskan bahwa kejadian siang dan dalam menuruti perhitungan
matahari dan bulan yang msing-masing beredar dalam garis edarnya.
Dianatar system
penanggalan islam yang ada yang menggunakan jumlah hari dalam satu bulan
penanggalan masehi. Sistem penanggalan itu dinamakan system penanggalan hisab
Urfi. Pada dasarnya hisab urfi menggunakan periode sinodis rata-rata bulan dan
menetapkan jmlah hari dalam satu bulan . Selain system penanggalan islam Urfi
ada pula system penanggalan hisab hakiki dan imkan rukyat. Masing-masing
penanggalan memiliki perbedaan dalam memilih criteria visibilitas hilal.
2. Kalender Masehi (Kalender Surya)
Pengunaan
system penanggalan surya telah dikenal bangsa arab sejak 4241 SM atau tahun
-4240 M (tahun Negatif). Pada saat itu satu tahun surya terdiri dari 365 hari
terbagi kedala 12 bulan dan masing-,asing bulan terdiri dari 30 hari terbagi ke dalam 12 bulan dan
masing-masing bulan terdiri 30 hari ditambah dengan 5 hari pesta perayaan
tahunan. Pada tahun -45 (46 M), Julius Caesar dengan bantuan matematikawan
Alexadria, brnama Sosigenes (Seabad pertama SM), mereformasi system kalender
surya, yang beraal dari kalender Arab. Kalender yang kemudian dipergunakan di Romawi ini menggunakan satu tahun surya
bersesuaian dengan 365,25 hari dan bulan pertama tiap tahun diganti dari bulan
maret ke bulan januari dan bulan terakhir, bulan februari diganti menjadi bulan
Desember. Titik vernal Equinok atau titik Aries, bertepatan dengan tanggal 21
maret (sebelumnya bisa terjadi pada 24-25 maret atau 19 maret).
Sistem
kalender surya hasil reformasi Julius Caesar ini dikenal dengan system kalender
Julian. Menurut konvensi, klaender surya Julian padatahun yang habis dibagi
empat disebut tahun kabisat, yakni tahun panjang dengan jumlah 366 hari. Yang lainnya adalah
tahun basit yakni tahun pendek dengan
hanya 365 hari. Jumlah hari rata-rata dalam system kalender Julian dibanding
dengan siklus tropis matahari masih
berselisih. Selisih itu menyebabkan pergeseran tanggal penunjuk
kedudukan Matahari terhadap titik aries secara sistematis. Besar pergeseran itu menjadi sehari lebih
cepat dalam jangka 134 tahun atau 0,78 hari per abad. Kecocokan posisi matahari
ke arah titik Vernal Equinok tidak dapat dipertahankan pada tanggal tertentu
(21 maret) dalam system penanggalan Julian. Dibanding dengan satu tahun tropis
rata-rata 365,24199 hari, kalender surya Julian itu lebih panjang 0,0078 hari.
Ini berarti terdapat selisih sebesar 0,78 hari perabad (100 tahun). Selisih jumlah hari itu jauh
lebih kecil bila disbanding dengan system penanggalan surya yang dipergunakan
bangsa arab kuno, yang mencapai sehari dalam 4 tahun.
Empat
ratus yang silam, Paus Gregorius XIII (1502-1585) dibantu oleh pastur ahli
matematika dan astronomi Cristopher Clavius (1537-1612)., mencanangkan
pemutusan rantai penanggalan Julian pada hari kamis, 4 oktober 1582 dan
menyambungnya denga kalender Gregorion menjadi jum’at, 15 oktober 1582. Jadi
tanggal 5 sampai dengan 14 Oktober 1582 ditiadakan. Penyambugan dua system
penanggalan surya itu menyebabkan jumlah hari pada bulan oktober 1582 berkurang
10 hari. Matahari berada di arah titik Aries pada sekitar tanggal 21 maret tipa
tahun penangglan Gregorion . tanggal ini bersesuaian dengan yang pernah
dipergunkan the Nicaen Ecclesiastical Calender dalam menetukan hari paskah pada tahun 325 M.
Pada tahun 1582 itu kedudukan matahari berada pada arah titik Aries pada
tanggal 11 maret 1582 atau telah bergeser 10 hari dari tanggal 21 maret.
Bulan
pertama tahun Gregorian duimulai tanggal 1 bulan Januari. Februari merupakan
bulan kedua, dan seterusnya sampai bulan Desember yang merupakan bulan Keduabelas. Jumlah hari
tiap bulan sam dengan yang telah ditetapkan oleh Agustus Caesar (8 M). Paus
gregorius XII juga meniadakan tahun kabisat bagi tahun yang habis dibagi 100 tetapi tidak habis dibagi 400, seperti
tahun 1700, 1800, dan 1900. Jadi tahun-tahun tersebut merupakan tahun basitha.
Dengan aturan itu satu tahun rata-rata penanggalan Gregorian menjadi 365,2425
hari.
Prospek reformasi (Kalender Surya)
Adanya reformasi kalender surya dari
zaman Arab hingga kritk terhadap kelender surya Gregorion menunjukkan pemahaman
manusia terrhadap kosmos tidak mendadak sempurna. Perlu ribuan untuk memahami
peubahan kecil yang bau telihat efek kumulatifnya. Dalam system penanggalan
Julian, setiap tahun yang habis dibagi empat adalah tahun kabisat terdiri dari
366 hari dan yang lainnya adalah basit (tahun pendek) terdiri dari
365 hari. Oleh Karen aitu pada system kalender masehi Julian, siklus
satu tahun rata-rata adalah 365,25 hari. Kenyataannya siklus satu tahun tropis
matahari rata-rata lebih mendekati 365,242199 hari. Oleh karena dilakukan tindakan penyempurnaan
kelender matahari, dengan mengembalikan matahari ketitik Aries pada tanggal 21
Maret. Caranya dengan menghilangkan waktu 10 hari (tanggal 5-14 oktober 1582)
dan mengurangi jumlah tahun kabisat menjadi tiga tahun kabisat per 400 tahun.
Hasilnya satu tahun rata-rata menjadi 365,2425 hari atau 0,0003 hari lebuh
pajang dari tahun tropis. Dengan penyempurnaan cara itu kesalahan kalnder surya
menjadi 3 hari dalam 10.000 tahun atau 30 hari dalam tempo 100.000 tahun bila
dibandingkan dengan siklus tropis
matahari. Oleh karena itu masih ada peluang untuk informasi kalender surya
berikutnya.
Gagasan penyempurnaan sampai kepada
reformasi system penanggalan surya tidak terhenti pada reformasi Paus Gregorius
XIII. Astronom Perancis De Lambre pada tahun 1814 mengusulkan koreksi
penanggalan Gregoriun dengan meniadakan tahun kabisat pada tahun 3600, 7200,
10800 dan seterusnya . ensiklopedia Britanica (1959) mengusulkanpeniadaan tahun
kabisat pada tahun 4000 dan tahun yang habis dibagi 4000.
Cara penyempurnaan kalender
Gregorian yang sesederhana itu bukan satu-satunya cara untuk menata kalender matahari. Cara lain seperti yang
diusulkan oleh Pham Viet Trinh(1993) dari Vietnam adalah menetapkan jumlah
tahun kabisat sebanyak 2422 tahun dalam kurun waktu 10.000 tahun. Dengan
demikian , selisih hari antara siklus tahun tropis matahari dn jumlah rata-rata
pertahun dalam kalender matahari bisa mendekati nol (365,24299 hari-
(365x(10000-2422)+366x2422)/10.000 hari=-0,000001 hari , sehari dalam
sejuta tahun).
Tentunya aturan yang terakhir ini
lebih baik, akan tetapi mengapa hal ini tidak member inspirasi pada pengambil keputusan 400 tahun
silam? Mungkin penyebab keraguan adalah
kurangnya pengetahuan tentang tahun tropis dan presesi. Kazimiers Borkowski
asal polandia, pada tahun 1991 mengkaji ulang panjang satu tahun tropis untuk
jangka Panjang. Menurut telaanya yang berdasarkan pengetahuan perlambatan
rotasi bui dan dinamika presesi,
disimpulkan bahwa bwlum ada persoalan
yang serius untuk tahun tropis kalender Gregorian sampai tahun 4000. Terlalu cepat bila reformasi kalender
surya dilakukan dalam waktu dekat ini
(tahun 2000). Walaupun demikian cepat atau lambat reformasi kalender
surya berikutnya diperlukan. Mungki perlu penambahan dan pengurangan aturan
hasil reformasi yang pernah dicanangkan Paus Gregorius XII empat ratus dua
belass tahun yang silam, bergantung dai kelakuan rotasi dan presesi bumi dan
juga penerimaan masyarakat luas terhadap pengertian dan kebutuhan waktu.(*Madji
Raharta).
C. PENUTUP
C. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Siklus peredaran harian, bulanan dan tahunan dua benda langit Matahari
dan Bulan, telah menarik perhatian manusia sepanjang Zaman. Pemanfaatannya bagi
tatanan system penjejak waktu jangka panjang dikenal sebagai system kalender
(atau penanggalan)surya dan system kalender bulan . Kalender surya (Matahari atau syamsiah) mengikuti
irama pola musim tahunan. Sedangkan Kalender bulan (Qamariah)mengikuti irama
siklus fase bulan (Dari bulan mati, seperempat awal, purnama, seperempat akhir,
dan kembali bulan mati).Kalender bulan juga bertaut erat dengan siklus psang
surut air laut . Kalender surya dan kalender bulan , keduanya merupakan
kalender kosmos yang telah dipergunakan dalam budaya dan peradaban umat manusi
secara luas di Asia, Eropa,dan Amerika dalam kurun waktu ribuan tahun.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah yang
dimaksud dengan Kalender Surya?
2. Jelaskan yang
dimaksud dengan Kalender Bulan?
3. Jelaskan secara
singkat sejarah kalender Islam?
4. Jelaskan secara
singkat sejarah Kalender Masehi?
5. Apakah yang
dimaksud dengan tahun Basitha dan tahun Kabisat?
Jawaban:
1. Kalender surya (Matahari atau syamsiah) adalah system
penanggalan yang mengikuti irama pola musim tahunan, biasanya disebut juga
Tahun Masehi.
2. Kalender bulan (Qamariah) adalah system
penanggalan yang mengikuti irama siklus fase bulan (Dari bulan mati, seperempat
awal, purnama, seperempat akhir, dan kembali bulan mati).Kalender bulan juga
bertaut erat dengan siklus pasang surut air laut . Kalender surya dan kalender
bulan , keduanya merupakan kalender kosmos yang telah dipergunakan budaya dan
peradaban umat manusia secara luas di Asia, Eropa,dan Amerika dalam kurun waktu
ribuan tahun.
3. Sejarah
berlakunya penanggalan Hijriah adalah dimulai pada tahun berlangsungnya Hijrah
Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah (15 atau 16Juli 622) sebagai lambang
tegaknya ajaran Islam, disepakati para ulama dan ditetapkan khalifah Umar bin
Khatab sebagai awal tahun Islam.(tahun pertama Hijriah). Secara prinsip satu
bulan Islam adalah siklus penampakan dua hilal berurutan. Tanggal satu tiap
bulan dietentukan oleh penam[akan hilal (Bulan sabit termuda yang masih bisa
dilihat oleh mata bungil diupuk barat setelah matahari terbenam. Bila hilala
dapat dilihat maka sore itu sudah memasuki tanggal 1 awal bulan baru.
4. Pengunaan
system penanggalan surya telah dikenal bangsa arab sejak 4241 SM atau tahun
-4240 M (tahun Negatif). Pada saat itu satu tahun surya terdiri dari 365 hari
terbagi kedala 12 bulan dan masing-,asing bulan terdiri dari 30 hari terbagi ke dalam 12 bulan dan
masing-masing bulan terdiri 30 hari ditambah dengan 5 hari pesta perayaan
tahunan. Pada tahun -45 (46 M), Julius Caesar dengan bantuan matematikawan
Alexadria, bernama Sosigenes (Seabad pertama SM), mereformasi system kalender
surya, yang beraal dari kalender Arab. Kalender yang kemudian dipergunakan di Romawi ini menggunakan satu tahun surya
bersesuaian dengan 365,25 hari dan bulan pertama tiap tahun diganti dari bulan
maret ke bulan januari dan bulan terakhir, bulan februari diganti menjadi bulan
Desember. Titik vernal Equinok atau titik Aries. bertepatan dengan tanggal 21
maret (sebelumnya bisa terjadi pada 24-25 maret atau 19 maret).
5. Tahun Batsithah
adalah tahun pendek yang jumlah hari dalam satu tahun batsithah berjumlah 365
hari yang ditandai dengan jumlah hari pada bulan Februari hanya 28 hari),
sedangkan Tahun Kabisat adalah tahun panjang yang ditandai dengan jumlah hari
dalam bulan kedua berjumlah 366 hari, dengan kata lain Tahun Kabisat habis
dibagi 4, misalnya tahun 2000 M, 2004 M, 2008 M, dst.
0 comments:
Posting Komentar