Makalah Kalender Puasa

Juli 09, 2012 0 Comments

Nhingz, BLOG-- Postingan Kali ini yaitu makalah tentang Makalah Kalender Puasa. Berikut pemaparannya:
A. PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
Siklus peredaran harian, bulanan dan tahunan dua benda langit Matahari dan Bulan, telah menarik perhatian manusia sepanjang Zaman. Pemanfaatannya bagi tatanan system penjejak waktu jangka panjang dikenal sebagai system kalender (atau penanggalan)surya dan system kalender bulan . Kalender  surya (Matahari atau syamsiah) mengikuti irama pola musim tahunan. Sedangkan Kalender bulan (Qamariah)mengikuti irama siklus fase bulan (Dari bulan mati, seperempat awal, purnama, seperempat akhir, dan kembali bulan mati).Kalender bulan juga bertaut erat dengan siklus psang surut air laut . Kalender surya dan kalender bulan , keduanya merupakan kalender kosmos yang telah dipergunakan dalam budaya dan peradaban umat manusia secara luas di Asia, Eropa,dan Amerika dalam kurun waktu ribuan tahun.
Secara umum sebuah system kalender menetapkan awal penetuan kurun dan mempunyai system(Penetapan) pembagian waktu. Misalnya kesepakatan tentang dimulainya  hari baru, sealng waktu satu hari dan ala satu bulan. Demikian pada siklus tujuh hari, definisi dan selang waktu satu bulan ,definisi satu tahun, dan definisi selang waktu yang lebih panjang seperti satu abad, serta lain sebagainya..Dalam tulisan ini diperkenalkan contoh kalender bulan, yang dipergunakan dalam kalender islam. Kalender ini juga disebut Kalender Hijriah. Contoh Kalender matahari adalah kalender Gregorian, yang sering disebut Tarikh Masehi (atau kalender Miladiyah).
Secara umum kalender Islam diperluan untuk penjadwalan hari penting umat islam, misalnya hari untuk memulai dan mengakhiri ibadah shaum (Puasa) Ramadahan dan menunaikan ibadah haji. Hari-hari penting lainnya ialah Muharram(Tahun Baru Islam).
B. PEMBAHASAN
1.  Kalender Islam (Kalender Bulan)
Rabiul (Maulid Nabi Muhammmad SAW);27 rajab (Isra’Mi’raj);10,11,12 Zulhijjah (hari tasyrik atau hari terlarang untuk berpuasa);15 sya’ban(Nispu sa’ban); 10 Muharram (Puasa Asyura); 1 syawal (Hari raya idul fitri; dan 10 Zulhijjah (Hari raya iedul adha). Segala macam hari itu ditentukan tidak hanya atas dasar kesepekatan tetapi juga didasarkan pada fenomena langit.
Landasan umat islam menggunakan penanggalan bulan untuk menetapkan jadwal ibadahnya terdapat dalam kitab suci al-Qur’an dan beberapa hadits nabi Muhammad SAW:
“Yas aluunaka’anil ahliah(ti),qul hiya mawaaqitu linnasi wal haij(i)…(Qs Al-Baqarah ayat 189) yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manisia dan (ibadah haji)…….
“Huwal ladzi ja’alasy syamsa dhiyaa-an-wal qamara nuuran-waqad-darahu manaazila lita’lamuu;adadas sinina hisaab(a)….” (Qs Yunus ayat 5). Yang artinya: Dialah yang menjadikan Matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia menetapkan tempat-tempat beredarnya, agar kamu mengetahui bilagan tahun dan perhitungan (waktu)….
Tahun berlangsungnya Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah (15 atau 16 Juli 622) sebagai lambang tegaknya ajaran Islam, disepakati para ulama dan ditetapkan khalifah Umar bin Khatab sebagai awal tahun Islam.(tahun pertama Hijriah). Secara prinsip satu bulan Islam adalah siklus penampakan dua hilal berurutan. Tanggal satu tiap bulan dietentukan oleh penampakan hilal (Bulan sabit termuda yang masih bisa dilihat oleh mata bungil diufuk barat setelah matahari terbenam. Bila hilal dapat dilihat maka sore itu sudah memasuki tanggal 1 awal bulan baru.
“Wal qamara qaddarnaahu manaazila hatta’aada kal’urjunil qadiim”
 (QS Yasiin ayat 39)
Yang artinya: Dan telah kami tetapkan bagi bulan akan ditempat-tempat (nya), sehingga (sampai ketempat terakhir) ia kembali lagi seperti tandan yang tua (seperti sabit).
Penampakan hilal pada awal bulan Ramadhan merupakan tanda dimulainya ibadah puasa bagi pemeluk agama islam. Dan penampakan hilal pada awal bulan syawal, merupakan tanda berakhirnya ibadah puasa seperti diterangkan dalam hadist di bawah ini:
“Shuumuu liru’yatihi wa ‘afthiruu liru’yatihi fain uqhmiya alaikum faaqduruulahuu syaasyiina”.
Yang artinya: Berpuasalah kamu sekalian karena melihat hilal, dan bernukalah kamu sekalian karena melihat hilal bila hilal itu tertutup awan, atasmu, maka takdirkanlah ia tiga puluh hari ( Hadist Riwayat Muslim).
Sosok hilal termuda berupa lengkung tipis cahaya bulan sabit, panjang busur lengkung tipis tersebut tergantung pada umur hilal makin muda umur hilal makin pendek lengkung busur hilal.. Kelahiran hilal didahului dengan ijtimak atau konjugsi. Secara astronomis, ijtimak menggambarkan bulan dan matahari berkedudukan pada bujur ekliptika yang sama, atau dengan kata sehari-hari . Matahari, bumi dan bulan terdapat pada satu sisi.
Pada saat ijtimak kedudukan Bulan dan  Matahari di langit hampir searah, Bulan dan Matahari akan terbit dan terbenam dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan. Cahaya matahari terlalu terang untuk bisa memberi kesempatan mata bugil manusia untuk bisa  melihat hilal, Oleh karena itu kelahiran hilal di ufuk barat menunggu terbenamnya matahari. Dan bila pada saat konjugsi atau bila konjunsi terjadi setelah matahari terbenam  maka sehari setelah konjugsi bulan akan berada di ufuk. Pada saat itulah pengamat akan berkesempatan melihat nilai setelah matahari terbenam dengan lebih mudah.
Secara astronomis kelahiran hilal termuda tersebut dapat diprakirakan dengan cara mengetahui posisi bulan pada saat matahari terbenam. Dengan menggunakan kriteria penampakan hilal yang diperoleh dari pengalaman empiris merukyat hilal untuk menetapkan apakah luas hilal cukup untuk bisa diamati dengan mata bugil atau tidak. Namun dalam praktek penanggalan islam masih belum seluruhnya menggunakan kriteria visibilitas hilal yang sama. Oleh karena itu masih terdapat keragaman dalam system penanggalan Islam. Keragaman itu berkisar pada penentuan awal da akhir suatu bulan islam.
“Inna’iddatasy syuhuri’indal laa hitsaa’asyara syahran…” (QS At Taubah: 36)
Terjemahannya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah itu(ada) dua belas bulan….
Satu tahun terdiri dari 12 bulan. Satu bulan islam rata-rata terdiri dari 29, 5305 hari, hamper sama dengan periode rata-rata sinodis bulan. Waktu sinodis ialah siklus rata-rata antara dua fase yang sama secara berurutan, misalnya selang waktu dari bulan yang sama secara berurutan, misalnya elang waktu dari bulan mati ke bulan mati yang berikutnya atau bulan purnama ke bulan purnama berikutnya yaitu 29,5306 hari. Berdasarkan perjanjian pada praktek penanggalan islam, satu bulan Islam terdiri dari 29 atau 30 hari.
Satu siklus penampakan hilal ke penampakan hilal berikutnya dinamakan satu lunasi. Lunasi adalah penomoran siklus sinodik bulan Islam secara berurutan, lunasi Islam nomor satu adalah 1 Muharram 1 H. Lunasi islam ini digunakan untuk mempermudah perbandingan dan analisa persoalan penetapan awal bulan Islam. Selain itu juga untuk melihat skala waktu tegaknya ajaran Islam dalam skala lunasi Islam.
Satu hari didefinisikan sebagai selang waktu Matahari terbanam secara berurutan. Awal hari ditetapkan setelah maghrib (beberapa menit setelah Matahari terbenam), dan karena itu panjang harinya tidak selalu sama. Sebagai konsekuensi, pergantian hari dalam kalender masehi terjadi pada tempat yang mempunyai satu meridian yang sama, namun dalam system penanggalan Islam bisa berbeda. Garis batas pergantian tanggal dalam kalender Islam melintas garis meridian.
  “Waja’alnal laila wannahar aayataini tama hauna aayatal laili wajaknaa aayatain mubshiratan-litabtaqhun fadhlan min rabbi kum walita’lamuu ‘adads-siniina wal hisaab(a), Wakulla syai-in fashalnaahu tafshiilaa(n) (QS Al-Israa:ayat 12). Yang artinya: Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun perhitungan dan segala  sesuatu telah kami jelaskan dengan cukup jelas.
“Lasysyamsu yanbaghii lahaa antudrikal qamara walal lailu saabiqun nahaar(i), wakullum fii falakin-yasbahuun(a)” Q.S yasiin ayat 40) yang artinya: Tidaklah mungkin matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar dalam garis edar(nya).
Petikan ayat di atas yang diambil dari ayat alQur’an menegaskan tentang penggantian siang dan malam. Dan juga menegaskan bahwa kejadian siang dan dalam menuruti perhitungan matahari dan bulan yang msing-masing beredar dalam garis edarnya.
Dianatar system penanggalan islam yang ada yang menggunakan jumlah hari dalam satu bulan penanggalan masehi. Sistem penanggalan itu dinamakan system penanggalan hisab Urfi. Pada dasarnya hisab urfi menggunakan periode sinodis rata-rata bulan dan menetapkan jmlah hari dalam satu bulan . Selain system penanggalan islam Urfi ada pula system penanggalan hisab hakiki dan imkan rukyat. Masing-masing penanggalan memiliki perbedaan dalam memilih criteria visibilitas hilal.
2.   Kalender  Masehi (Kalender Surya)
            Pengunaan system penanggalan surya telah dikenal bangsa arab sejak 4241 SM atau tahun -4240 M (tahun Negatif). Pada saat itu satu tahun surya terdiri dari 365 hari terbagi kedala 12 bulan dan masing-,asing bulan terdiri  dari 30 hari terbagi ke dalam 12 bulan dan masing-masing bulan terdiri 30 hari ditambah dengan 5 hari pesta perayaan tahunan. Pada tahun -45 (46 M), Julius Caesar dengan bantuan matematikawan Alexadria, brnama Sosigenes (Seabad pertama SM), mereformasi system kalender surya, yang beraal dari kalender Arab. Kalender yang kemudian dipergunakan  di Romawi ini menggunakan satu tahun surya bersesuaian dengan 365,25 hari dan bulan pertama tiap tahun diganti dari bulan maret ke bulan januari dan bulan terakhir, bulan februari diganti menjadi bulan Desember. Titik vernal Equinok atau titik Aries, bertepatan dengan tanggal 21 maret (sebelumnya bisa terjadi pada 24-25 maret atau 19 maret).
            Sistem kalender surya hasil reformasi Julius Caesar ini dikenal dengan system kalender Julian. Menurut konvensi, klaender surya Julian padatahun yang habis dibagi empat disebut tahun kabisat, yakni tahun panjang  dengan jumlah 366 hari. Yang lainnya adalah tahun  basit yakni tahun pendek dengan hanya 365 hari. Jumlah hari rata-rata dalam system kalender Julian dibanding dengan siklus tropis matahari masih   berselisih. Selisih itu menyebabkan pergeseran tanggal penunjuk kedudukan Matahari terhadap titik aries secara sistematis.  Besar pergeseran itu menjadi sehari lebih cepat dalam jangka 134 tahun atau 0,78 hari per abad. Kecocokan posisi matahari ke arah titik Vernal Equinok tidak dapat dipertahankan pada tanggal tertentu (21 maret) dalam system penanggalan Julian. Dibanding dengan satu tahun tropis rata-rata 365,24199 hari, kalender surya Julian itu lebih panjang 0,0078 hari. Ini berarti terdapat selisih sebesar 0,78 hari perabad  (100 tahun). Selisih jumlah hari itu jauh lebih kecil bila disbanding dengan system penanggalan surya yang dipergunakan bangsa arab kuno, yang mencapai sehari dalam 4 tahun.
            Empat ratus yang silam, Paus Gregorius XIII (1502-1585) dibantu oleh pastur ahli matematika dan astronomi Cristopher Clavius (1537-1612)., mencanangkan pemutusan rantai penanggalan Julian pada hari kamis, 4 oktober 1582 dan menyambungnya denga kalender Gregorion menjadi jum’at, 15 oktober 1582. Jadi tanggal 5 sampai dengan 14 Oktober 1582 ditiadakan. Penyambugan dua system penanggalan surya itu menyebabkan jumlah hari pada bulan oktober 1582 berkurang 10 hari. Matahari berada di arah titik Aries pada sekitar tanggal 21 maret tipa tahun penangglan Gregorion . tanggal ini bersesuaian dengan yang pernah dipergunkan the Nicaen Ecclesiastical Calender  dalam menetukan hari paskah pada tahun 325 M. Pada tahun 1582 itu kedudukan matahari berada pada arah titik Aries pada tanggal 11 maret 1582 atau telah bergeser 10 hari dari tanggal 21 maret.
            Bulan pertama tahun Gregorian duimulai tanggal 1 bulan Januari. Februari merupakan bulan kedua, dan seterusnya sampai bulan Desember  yang merupakan bulan Keduabelas. Jumlah hari tiap bulan sam dengan yang telah ditetapkan oleh Agustus Caesar (8 M). Paus gregorius XII juga meniadakan tahun kabisat bagi tahun yang habis dibagi  100 tetapi tidak habis dibagi 400, seperti tahun 1700, 1800, dan 1900. Jadi tahun-tahun tersebut merupakan tahun basitha. Dengan aturan itu satu tahun rata-rata penanggalan Gregorian menjadi 365,2425 hari.
Prospek reformasi (Kalender Surya)
            Adanya reformasi kalender surya dari zaman Arab hingga kritk terhadap kelender surya Gregorion menunjukkan pemahaman manusia terrhadap kosmos tidak mendadak sempurna. Perlu ribuan untuk memahami peubahan kecil yang bau telihat efek kumulatifnya. Dalam system penanggalan Julian, setiap tahun yang habis dibagi empat adalah tahun kabisat terdiri dari 366 hari dan yang lainnya adalah basit (tahun pendek)  terdiri dari  365 hari. Oleh Karen aitu pada system kalender masehi Julian, siklus satu tahun rata-rata adalah 365,25 hari. Kenyataannya siklus satu tahun tropis matahari rata-rata lebih mendekati 365,242199 hari. Oleh  karena dilakukan tindakan penyempurnaan kelender matahari, dengan mengembalikan matahari ketitik Aries pada tanggal 21 Maret. Caranya dengan menghilangkan waktu 10 hari (tanggal 5-14 oktober 1582) dan mengurangi jumlah tahun kabisat menjadi tiga tahun kabisat per 400 tahun. Hasilnya satu tahun rata-rata menjadi 365,2425 hari atau 0,0003 hari lebuh pajang dari tahun tropis. Dengan penyempurnaan cara itu kesalahan kalnder surya menjadi 3 hari dalam 10.000 tahun atau 30 hari dalam tempo 100.000 tahun bila dibandingkan  dengan siklus tropis matahari. Oleh karena itu masih ada peluang untuk informasi kalender surya berikutnya.
            Gagasan penyempurnaan sampai kepada reformasi system penanggalan surya tidak terhenti pada reformasi Paus Gregorius XIII. Astronom Perancis De Lambre pada tahun 1814 mengusulkan koreksi penanggalan Gregoriun dengan meniadakan tahun kabisat pada tahun 3600, 7200, 10800 dan seterusnya . ensiklopedia Britanica (1959) mengusulkanpeniadaan tahun kabisat pada tahun 4000 dan tahun yang habis dibagi 4000.
            Cara penyempurnaan kalender Gregorian yang sesederhana itu bukan satu-satunya cara untuk menata  kalender matahari. Cara lain seperti yang diusulkan oleh Pham Viet Trinh(1993) dari Vietnam adalah menetapkan jumlah tahun kabisat sebanyak 2422 tahun dalam kurun waktu 10.000 tahun. Dengan demikian , selisih hari antara siklus tahun tropis matahari dn jumlah rata-rata pertahun dalam kalender matahari bisa mendekati nol (365,24299 hari- (365x(10000-2422)+366x2422)/10.000 hari=-0,000001 hari , sehari dalam sejuta  tahun).
            Tentunya aturan yang terakhir ini lebih baik, akan tetapi mengapa hal ini tidak member  inspirasi pada pengambil keputusan 400 tahun silam? Mungkin  penyebab keraguan adalah kurangnya pengetahuan tentang tahun tropis dan presesi. Kazimiers Borkowski asal polandia, pada tahun 1991 mengkaji ulang panjang satu tahun tropis untuk jangka Panjang. Menurut telaanya yang berdasarkan pengetahuan perlambatan rotasi  bui dan dinamika presesi, disimpulkan bahwa bwlum  ada persoalan yang serius untuk tahun tropis kalender Gregorian sampai tahun  4000. Terlalu cepat bila reformasi kalender surya dilakukan dalam waktu dekat ini  (tahun 2000). Walaupun demikian cepat atau lambat reformasi kalender surya berikutnya diperlukan. Mungki perlu penambahan dan pengurangan aturan hasil reformasi yang pernah dicanangkan Paus Gregorius XII empat ratus dua belass tahun yang silam, bergantung dai kelakuan rotasi dan presesi bumi dan juga penerimaan masyarakat luas terhadap pengertian dan kebutuhan waktu.(*Madji Raharta).  
C. PENUTUP
1.  KESIMPULAN
Siklus peredaran harian, bulanan dan tahunan dua benda langit Matahari dan Bulan, telah menarik perhatian manusia sepanjang Zaman. Pemanfaatannya bagi tatanan system penjejak waktu jangka panjang dikenal sebagai system kalender (atau penanggalan)surya dan system kalender bulan . Kalender  surya (Matahari atau syamsiah) mengikuti irama pola musim tahunan. Sedangkan Kalender bulan (Qamariah)mengikuti irama siklus fase bulan (Dari bulan mati, seperempat awal, purnama, seperempat akhir, dan kembali bulan mati).Kalender bulan juga bertaut erat dengan siklus psang surut air laut . Kalender surya dan kalender bulan , keduanya merupakan kalender kosmos yang telah dipergunakan dalam budaya dan peradaban umat manusi secara luas di Asia, Eropa,dan Amerika dalam kurun waktu ribuan tahun.
DAFTAR PERTANYAAN
1.       Apakah yang dimaksud dengan Kalender Surya?
2.      Jelaskan yang dimaksud dengan Kalender Bulan?
3.      Jelaskan secara singkat sejarah kalender Islam?
4.      Jelaskan secara singkat sejarah Kalender Masehi?
5.      Apakah yang dimaksud dengan tahun Basitha dan tahun Kabisat?
Jawaban:
1.       Kalender  surya (Matahari atau syamsiah) adalah system penanggalan yang mengikuti irama pola musim tahunan, biasanya disebut juga Tahun Masehi.
2.       Kalender bulan (Qamariah) adalah system penanggalan yang mengikuti irama siklus fase bulan (Dari bulan mati, seperempat awal, purnama, seperempat akhir, dan kembali bulan mati).Kalender bulan juga bertaut erat dengan siklus pasang surut air laut . Kalender surya dan kalender bulan , keduanya merupakan kalender kosmos yang telah dipergunakan budaya dan peradaban umat manusia secara luas di Asia, Eropa,dan Amerika dalam kurun waktu ribuan tahun.
3.      Sejarah berlakunya penanggalan Hijriah adalah dimulai pada tahun berlangsungnya Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah (15 atau 16Juli 622) sebagai lambang tegaknya ajaran Islam, disepakati para ulama dan ditetapkan khalifah Umar bin Khatab sebagai awal tahun Islam.(tahun pertama Hijriah). Secara prinsip satu bulan Islam adalah siklus penampakan dua hilal berurutan. Tanggal satu tiap bulan dietentukan oleh penam[akan hilal (Bulan sabit termuda yang masih bisa dilihat oleh mata bungil diupuk barat setelah matahari terbenam. Bila hilala dapat dilihat maka sore itu sudah memasuki tanggal 1 awal bulan baru.
4.      Pengunaan system penanggalan surya telah dikenal bangsa arab sejak 4241 SM atau tahun -4240 M (tahun Negatif). Pada saat itu satu tahun surya terdiri dari 365 hari terbagi kedala 12 bulan dan masing-,asing bulan terdiri  dari 30 hari terbagi ke dalam 12 bulan dan masing-masing bulan terdiri 30 hari ditambah dengan 5 hari pesta perayaan tahunan. Pada tahun -45 (46 M), Julius Caesar dengan bantuan matematikawan Alexadria, bernama Sosigenes (Seabad pertama SM), mereformasi system kalender surya, yang beraal dari kalender Arab. Kalender yang kemudian dipergunakan  di Romawi ini menggunakan satu tahun surya bersesuaian dengan 365,25 hari dan bulan pertama tiap tahun diganti dari bulan maret ke bulan januari dan bulan terakhir, bulan februari diganti menjadi bulan Desember. Titik vernal Equinok atau titik Aries. bertepatan dengan tanggal 21 maret (sebelumnya bisa terjadi pada 24-25 maret atau 19 maret).
5.      Tahun Batsithah adalah tahun pendek yang jumlah hari dalam satu tahun batsithah berjumlah 365 hari yang ditandai dengan jumlah hari pada bulan Februari hanya 28 hari), sedangkan Tahun Kabisat adalah tahun panjang yang ditandai dengan jumlah hari dalam bulan kedua berjumlah 366 hari, dengan kata lain Tahun Kabisat habis dibagi 4, misalnya tahun 2000 M, 2004 M, 2008 M, dst.

Nhingzhdt

Saya adalah seorang individu yang sedang berusaha mengejar tujuan untuk menjadi sukses, dan berharap hal itu segera terealisasi. Aktivitas saya sehari-hari sebagai seorang guru mata pelajaran IPA, saya mempunyai dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan dan semoga menjadi teladan bagi murid saya.

0 comments: